Alasan Bappenas Tak Perlu Berkecil Hati Bila RI Alami Resesi Ekonomi
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengungkapkan pandemi virus corona atau COVID-19 akan berdampak kepada negatifnya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020. Hal itu terjadi lantaran belum recovery penuhnya kontributor pendorong pertumbuhan ekonomi.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Bambang Prijambodo mengatakan meski akan tumbuh negatif pada kuartal III-2020, ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN ataupun negara maju.
Baca Juga: Meski Diprediksi Bakal Resesi, Bappenas Minta RI Tak Berkecil Hati
Dengan demikian, kata dia, meski akan terjadi resesi secara teknikal tapi secara umum tidak terlalu mengkhawatirkan karena negatifnya semakin kecil dibandingkan kuartal II-2020 lalu yang mencapai -5,32 persen.
“Meski negatif kita (Indonesia) lebih ringan, karena tumbuh tapi negatifnya lebih kecil, meskipun untuk kembali menjadi positif pada kuartal III masih cukup berat,” kata Bambang kepada VIVAbisnis, Kamis, 3 September 2020.
Untuk itu, sejumlah effort dilakukan pemerintah yaitu dengan mendorong penyerapan anggaran dan mendorong konsumsi masyarakat tumbuh lebih baik, ditambah upaya mendorong peningkatan investasi yang diperkirakan negatifnya akan semakin mengecil.
Untuk itu, Bambang memperkirakan, dengan sejumlah effort yang cukup keras dilakukan oleh pemerintah maka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 akan tumbuh di kisaran -2,2 persen hingga 0,0 persen dengan titik tengah -1 persen.
Sementara itu, untuk kuartal IV-2020, Bambang mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik. Sehingga, upaya recovery yang dilakukan saat ini akan mendorong kontribusi ekonomi kuartal IV-2020 sehingga akan ada di kisaran 0,3 persen hingga 3,1 persen.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi hingga -5,32 persen secara tahunan. Angka itu turun tajam dibandingkan kuartal II-2019 yang masih tumbuh 5,01 persen.
Kontraksinya pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh turunnya semua kontribusi Produk Domestik Bruto. Seperti Konsumsi Rumah Tangga yang -5,5 persen, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang -7,8 persen, konsumsi pemerintah -6,9 persen, Investasi PMTB -8,6 persen, ekspor -11,7 persen dan impor -17,0 persen.