INDEF Kritik 'Mandirinisasi' Lebur Talenta dan Kinerja Bank BUMN Lain

Kartu Debit Bank Mandiri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengkritisi kebijakan pemerintah yang seolah-olah melakukan 'Mandirinisasi' Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara. Mayoritas petinggi perusahaan Bank BUMN kini diisi eks pejabat PT Bank Mandiri.

Ekonom Indef Sebut Kebijakan Rokok Polos Ancam Ekonomi Indonesia Rp308 Triliun

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto menganggap kondisi itu semakin terlihat setelah hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang memutuskan jabatan direksi dihuni banyak pejabat Bank Mandiri.

"Memang terkesan Mandirinisasi, meskipun pergeseran di jabatan antar bank BUMN adalah hal biasa," kata dia kepada VIVA, Kamis, 3 September 2020.

Ekonom Nilai Kabinet Merah Putih Cerminkan Prabowo Ingin Jaga Stabilitas

Baca Juga: Jadi Dirut BNI, Royke Dapat Tugas Khusus dari Pemegang Saham

Dalam RUPSLB yang digelar Rabu, 2 September 2020, diputuskan Royke Tumilaar yang notabene Direktur Utama Bank Mandiri sejak Desember 2019 digeser sebagai Direktur Utama Bank BNI.

Beda Pendapat Menko Luhut Vs Pakar Ekonomi Terkait Pembatasan BBM Pertalite

Selain itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir digeser sebagai Direktur Corporate Banking BNI dan SEVP Wholesale Risk Bank Mandiri David Pirzada menjadi direktur Manajemen Risiko BNI. 

Kemudian, mantan Senior Vice President SME Banking Mandiri Muhammad Iqbal jadi Direktur Bisnis UMKM BNI. Pun, mantan Senior Vice President Strategy & Performance Management Bank Mandiri Novita Widya Anggraini sebagai Direktur Keuangan BNI. 

"Kesan ini tidak bisa hilang karena cukup banyaknya perpindahan dari Mandiri ke BNI. Sungguh pun katanya ada tujuan untuk go global bagi BNI, dominasi dari Mandiri ini seolah kurang melihat talent-talenta yang ada di BNI," jelas Eko.

Eko menilai para alumni Bank Mandiri yang kini ditempatkan sebagai direktur Bank BUMN lainnya belum menunjukkan kinerja yang baik bagi Himbara yang dipimpinnya. Tak ada strategi yang baik dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 ke ekonomi.

Pada Semester I-2020, Bank Mandiri sendiri mengalami penurunan laba hingga 23,95 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pun, PT Bank Tabungan Negara (BTN) turun hingga 41,2 persen.

Lalu. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) turun 37,4 persen. Sementara, BNI turun 41,6 persen.

"Kalau dilihat dari kinerja laba yang menyusut di semester I-2020, belum banyak membawa perubahan bagi masing bank yang dipimpin para mandirians (alumni Bank Mandiri ini," jelas Eko.

Sebagai informasi, Direktur Utama Bank BRI saat ini, Sunarso, pernah menjabat sebagai direktur Commercial & Business Banking Mandiri. Kemudian, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) saat ini, Pahala Nugraha Mansury pernah menjadi direktur Bank Mandiri pada 2010. (ren)

Ilustrasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Ekonom Ingatkan Dampak PPN Naik Jadi 12 Persen Turunkan Daya Beli Masyarakat

Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mewanti-wanti kepada Pemerintah soal dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024