Risiko di Balik Gurita Alumni Bank Mandiri di Jajaran Petinggi Himbara
- www.mandiri-capital.co.id
VIVA – Mantan atau alumni pejabat PT Bank Mandiri kembali mengisi jabatan-jabatan strategis di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya. Kali ini, Royke Tumilaar yang merupakan Direktur Utama Mandiri sejak Desember 2019 digeser sebagai Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI).
Selain Royke, terdapat sejumlah nama lain yang juga digeser dari Mandiri ke BNI. Di antaranya Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir sebagai Director Corporate Banking BNI, kemudian beberapa Senior Executive Vice President (SEVP).
Pertama adalah SEVP Wholesale Risk Bank Mandiri David Pirzada menjadi direktur Manajemen Risiko BNI, mantan Senior Vice President SME Banking Muhammad Iqbal Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI.
Baca juga:Â Jadi Dirut BNI, Royke Dapat Tugas Khusus dari Pemegang Saham
Terakhir adalah mantan Senior Vice President Strategy & Performance Management Bank Mandiri Novita Widya Anggraini yang menjabat sebagai Direktur Keuangan BNI. Di luar itu masih banyak lagi yang menempati posisi strategis di BUMN.
Ekonom dari Perbanas Institute sekaligus Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam menganggap, kebijakan tersebut dapat memberikan dampak negatif atau berbahaya bagi proses pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di BUMN perbankan. Apalagi sampai mendominasi jabatan-jabatan tertinggi di hampir seluruh anggota Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara.
Menurut dia, di industri perbankan sendiri, proses kaderisasi atau atau pembentukan SDM-SDM unggul sangat penting untuk memajukan kinerja. Karenanya, proses promosi jabatan yang berkesinambungan sangat penting di internal bank.
"Sangat disayangkan penempatan posisi pimpinan bank-bank pemerintah (Himbara) didominasi oleh satu bank saja. Hal ini bisa memunculkan hal-hal negatif," tegas Piter kepada VIVA Bisnis, Rabu 2 September 2020.
Dari sisi kinerja, pada dasarnya jatuhnya laba-laba Bank BUMN saat ini juga tidak menjadi urgensi jabatan jajaran direksi BNI harus diubah atau bahkan harus diisi oleh para pejabat dari Bank Mandiri. Sebab, seluruh bank BUMN mengalami tekanan kinerja akibat pandemi COVID-19.
Bank Mandiri sendiri hingga semester I-2020 mengalami penurunan laba hingga 23,95 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lalu PT Bank Tabungan Negara (BTN) turun hingga 41,2 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) turun 37,4 persen dan BNI sendiri turun 41,6 persen.
Kondisi Procyclical
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abdul Manap Pulungan menilai kondisi itu tidak terlepas dari bisnis bank yang sangat procyclical. Artinya, ketika kinerja ekonomi secara umum turun drastis, maka bisa dipastikan kondisi itu akan dialami sektor perbankan.
"Saat ini terjadi credit crunch karena demand dan supply turun bersamaan. Demand turun karena sektor rill melambat. Supply turun karena bank lebih selektif menyalurkan kredit agar tidak menambah NPL (Non-Performing Loan/rasio kredit bermasalah), katanya kepada VIVA.
Akan tetapi, selain nama-nama di atas, sebelumnya juga telah banyak alumni Bank Mandiri lain yang kini menjabat posisi strategis. Bahkan, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin dulu pernah menduduki kursi Direktur Utama Bank Mandiri periode 2013-2016.
Wakil Menteri BUMN lainnya, yakni Kartika Wirjoatmodjo juga pernah menduduki kursi dirut Bank Mandiri pada periode 2016-2019. Pria yang akrab di sapa Tiko itu juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri.
Kemudian, Dirut PT PLN sekarang, yakni Zulkifli Zaini juga pernah menjabat sebagai sebagai Dirut Bank Mandiri periode 2010-2013. Selanjutnya, juga ada Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) saat ini, Pahala N Mansury yang pernah menjadi direktur keuangan Bank Mandiri.
Lalu Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo. Dia pernah menjabat sebagai Executive Vice President Bank Mandiri periode 2011-2016. Direktur Utama Bank BRI Sunarso juga pernah menjabat sebagai Director Commercial & Business Banking Mandiri. (ren)