Terdampak COVID-19, Waskita Karya Lakukan Efisiensi Belanja Modal

Salah satu proyek PT Waskita Karya Tbk.
Sumber :
  • Rizki AR/ VIVAnews

VIVA – Sepanjang semester I-2020 PT Waskita Karya Tbk mencatat kinerja yang cukup berat. Selain, terdampak pandemi COVID-19 perseroan dihadapkan pada terhentinya sejumlah proyek konstruksi. Hal itu disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Jadi Tulang Punggung Hilirisasi, Simak Rincian Kinerja Keuangan Grup MIND ID di Kuartal III-2024

Baca Juga: KPK Duga Banyak Pihak Terima Uang Haram Proyek Fiktif Waskita Karya

Direktur Keuangan Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma mengatakan menghadapi tantangan krisis akibat pandemi, tahun ini perseroan melakukan efisiensi. Di mana pada semester I-2020, Waskita Karya memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp8,04 triliun. 

SeaBank Laporkan Laba Bersih Rp 291 Miliar pada Kuartal-III 2024, Fokus Pembiayaan Segmen Ritel

Menurut Taufik, dari pendapatan itu segmen jasa kontruksi masih menjadi penopang capaian tersebut dengan total pendapatan mencapai Rp7,36 triliun, sementara sisanya disumbang segmen properti dan hotel, beton pracetak, jalan tol dan infrastruktur lainnya.

Waskita juga membukukan arus kas bersih positif dari aktivitas operasi sebesar Rp1,7 Triliun. Pencapaian ini didukung oleh penerimaan kas dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan dengan skema turnkey (contractor pre financing) maupun progress payment dengan total mencapai Rp12 Triliun. 

Laba Bersih Hutama Karya Meroket Capai Rp 844 Miliar di Kuartal III-2024

“Target kami hingga akhir tahun penerimaan termin proyek bisa mencapai Rp31–33 Triliun. Kami juga sedang mengupayakan agar beberapa proyek yang semula menggunakan skema turnkey dapat diubah skema pembayarannya menjadi progress payment.” jelas Taufik. 

"Saat ini likuiditas menjadi salah satu prioritas utama kami. Semua potensi kas masuk sudah dipetakan dan akan dikawal agar sesuai dengan timeline yang dibuat," kata Taufik dalam keterangannya, dikutip Rabu, 2 September 2020.

Selain itu, Taufik juga yakin terhadap semua kewajiban terhadap kreditur akan terselesaikan tepat waktu pada kuartal III dan IV tahun ini. Dan Sebagai langkah efisiensi, WSKT melakukan optimalisasi belanja modal sekitar 45 persen dari target awal 2020 sebesar Rp19 Triliun. Fokus belanja modal tahun ini akan digunakan untuk menyelesaikan sisa ruas tol yang dimiliki oleh Perseroan.

The Frontage Utang Rp100 Miliar

Sementara berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, di dalam laporan keuangan Waskita dijelaskan terdapat riwayat piutang kepada PT Trikarya Graha Utama (TGU). Pada 2015 nilainya Rp72,17 miliar. Piutang itu membengkak menjadi Rp91,27 miliar di akhir 2016. dan pada Desember 2017, total kewajiban TGU yang harus dibayar kepada Waskita Karya melonjak menjadi Rp100,65 miliar. 

Pengembang apartemen The Frontage di Surabaya ini tak hanya gagal menyerahkan unit apartemen kepada para konsumennya. Kepada Waskita yang berstatus BUMN, TGU sudah tidak membayar kewajibannya lebih dari Rp100 miliar selama 4 tahun ini.

Sebelumnya, Dimas Yemahura Alfaruq, kuasa hukum para konsumen the Frontage melayangkan surat kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk meminta perlindungan hukum. Pasalnya, sejak membeli dan melunasi unit apartemen The Frontage ini konsumen tak mendapatkan haknya.

Dimas juga menjelaskan bahwa langkah hukum yang telah dilakukan konsumen terhadap manajemen PT TGU juga tak bergerak maju. 

"Sudah lebih dari setahun kami laporkan dugaan penipuan dan penggelapan oleh PT TGU ke Mapolres Surabaya. Hingga saat ini tidak ada perkembangan apa-apa. Makanya sebagai warga Jawa Timur kami mohon perlindungan Bu Khofifah," jelasnya.

Marina Bay Sands

Bursa Asia Loyo Tertekan Laporan Laba Nvidia yang Moncer

Bursa Asia menunjukkan penurunan hampir seluruh indeks saat pembukaan pasar, Kamis (21/11/2024). Hal tersebut bersamaan rilis data keuangan Nvidia yang lampaui target.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024