Menteri Teten Bantu Bukakan Pintu Rezeki Buat Nelayan
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
VIVA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Tetan Masduki memberikan kemudahan bagi nelayan untuk menjalani kehidupannya di tengah pandemi Corona atau Covid-19 ini. Caranya dengan menfasilitasi kerjasama koperasi nelayan dengan pengusaha perusahaan perikanan.
Teten berharap, Kerjasama itu dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di sektor kelautan serta memudahkan kepastian pasar dan pembiayaan bagi nelayan.
Baca juga: Menteri Teten Luncurkan 'Kakak Asuh UMKM', Progam Smesco dan Blibli
"Kami membicarakan konsep kemitraan antara koperasi nelayan dengan perusahaan yang akan membeli hasil produk tangkapan nelayan," ujar Teten dalam keterangan persnya, Senin 31 Agustus 2020.
Teten menjelaskan koperasi di bidang perikanan baru 2,4 persen atau sekitar 2 ribu koperasi se Indonesia.
“Pengusaha punya akses pasar ekspor, koperasi punya anggota para nelayan yang bisa memasok produk. Memang yang dibutuhkan adalah jembatan sinergi. Nah, kami yang akan menjadi jembatan itu,” ujar Teten.
Menurut Teten, fasilitasi dari Kemenkop UKM sangat beragam, mulai dari pembinaan teknis, kredit murah, bahkan adopsi sistem resi gudang kesektor perikanan.
“Bahkan di masa pandemi ini, menurut FAO (Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian) tingkat konsumsi ikan dunia tetap tumbuh dibanding sumber protein hewani yang lain. Ini peluang yang harus kita sambut,” ujar Teten, sambil menambahkan bahwa sekitar 65 persen pelaku sektor perikanan laut adalah UKM yang membutuhkan dukungan pemerintah dan sinergi dengan pengusaha.
Menurut Teten, sinergi dengan perusahaan menguntungkan nelayan karena ada kepastian penyerapan, sekaligus membuat mereka bisa membuat perencanaan yang lebih baik.
Di kesempatan sama, mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah sejak dulu telah membuka pasar ekspor untuk hasil perikanan dari Indonesia.
Enggartiasto menjelaskan, negara tujuan ekspor yang telah mempunyai perjanjian kerjasama dengan Indonesia diantaranya Australia sebagai salah satu potensi pasar yang besar. Selain itu Cina dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah positif dari sekian banyak negara di dunia.
"Saya juga merekomendasika ekspor masuk ke benua eropa dan Jepang," ujar Enggar.
Sementara itu Presiden Direktur CBJ Then Herry Yulianto mengatakan pihaknya telah lama membuka kerja sama dengan nelayan dan koperasi nelayan di sejumlah fasilitas operasinya.
Fasilitas cold storage CBJ, dijelaskan mampu menampung 60.000 ton itu menjadi persinggahan sebelum komoditas perikanan diekspor ke mancanegara. Proses penanganan dan pengemasan ikan merupakan upaya CBJ untuk menghasilkan produk perikanan untuk ekspor yang terjaga kualitasnya.
Selain kunjungan perusahaan, Teten dan jajaran Kemenkop UKM juga melakukan dialog dengan perwakilan koperasi nelayan di kawasan Angke dan sejumlah daerah, baik yang bergerak di bidang perikanan tangkap maupun budidaya.
Herry mengungkapkan pemintaan ekspor yang terus meningkat yang harus dijawab dengan kerja sama antara pengusaha dan nelayan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
"Di sini pentingnya kerja sama nelayan dan perusahaan. Kami akan ajak nelayan mengikuti standar-standar internasional itu. Kehadiran Kemenkop UKM yang menaungi kelompok nelayan dan koperasi nelayan semakin memperkuat jembatan antara pengusaha dan nelayan,” jelas Herry.