Bantuan Pekerja Rp600 Ribu Cair Tak Mampu Dongkrak Nilai Tukar Rupiah

Uang kertas Rupiah dan Dollar AS
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan hari ini, Kamis, 27 Agustus 2020. Rupiah kembali ditransaksikan di kisaran Rp14.700 per dolar AS.

Rupiah Melemah Lagi ke Level Rp 15.932 per dolar AS

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.714 per dolar AS. Jauh melemah dari level nilai tengah kemarin di posisi Rp14.636.

Sementara itu, perdagangan di pasar spot seperti dilihat pukul 10.00 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.705 per dolar AS. Melemah 0,19 persen dari level perdagangan kemarin Rp14.677.

Rupiah Melemah Dipicu Kekhawatiran Perang di Ukraina dan Timur Tengah

Baca juga: Waduh, Ribuan Rekening Penerima Bantuan Gaji Rp600 Ribu Belum Jelas

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, pelaku pasar keuangan dan investasi pada dasarnya merespons positif komitmen AS dan China terhadap kesepakatan perdagangan fase 1 tahun ini.

Rupiah Loyo Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS

"Pasar merespons positif setelah pejabat perdagangan AS dan China menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kesepakatan perdagangan fase 1," kata dia dikutip dari analisisnya, hari ini.

Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen dikatakannya tertuju pada keputusan Gubernur DKI Jakarta sore ini mengenai kelanjutan masa transisi PSBB yang berakhir 27 Agustus 2020.

Selain itu, menurutnya, pasar juga mencermati upaya pemerintah menggelontorkan belanja negara dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi rakyatnya yang langsung terdampak COVID-19.

"Pemerintah terus menggelontorkan dana yang cukup besar baik di sektor kesehatan berupa tunjangan dokter dan perawat, BLT, Bansos serta tunjangan Rp600 ribu untuk gaji di bawah Rp5 juta dan guru honorer," ujarnya.

Menurut dia, kebijakan itu semua dilakukan guna memompa daya beli masyarakat agar meningkat. Namun, dia memperkirakan, hanya bisa mengangkat konsumsi masyarakat hanya pada September 2020 saja.

"Di Kuartal Keempat pertumbuhan ekonomi akan kembali membaik, walaupun di angka 1-2 persen namun ini sudah cukup, walaupun akhirnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2020 akan terkontraksi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya