Dampak COVID-19 Semakin Berat, Sri Mulyani Akui Tak Bisa Normal Lagi
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA – Dampak pandemi COVID-19 terhadap seluruh sendi kehidupan bangsa, termasuk sektor ekonomi, semakin berat. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap kondisi itu tidak lagi bisa normal.
Baca juga: Gubernur BI: Pulihkan Ekonomi RI Tak Harus Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri menuturkan, pandemi COVID-19 telah mengubah seluruh aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Aktivitas bisnis bahkan dikatakan Sri Mulyani sudah lagi tidak bisa bekerja maksimal sesuai kapasitasnya.
Misalnya, dia mencontohkan, untuk restoran ataupun pesawat terbang, bangku-bangku yang tersedia tidak lagi bisa terisi penuh. Sebab, untuk mencegah penyebaran wabah perlu adanya pembatasan jarak.
"Bisakah besok Anda act normal again, no. Karena besok masih ada COVID-19," kata Sri dalam webinar bertajuk Reimagining the Future of Indonesia’s Economy, Rabu, 19 Agustus 2020.
Menurut Sri, cara memperbaiki dampak COVID-19 juga tidak semudah membangkitkan kembali ekonomi pasca-krisis 1998 maupun 2008. Pada saat itu, restrukturisasi neraca keuangan saja perusahaan bisa beroperasi kembali.
"Jadi ini semua tidak semudah menaruh duit dan kamu bisa beroperasi lagi. Ini mengubah secara total. Ini kenapa saya katakan bahwa meskipun saya sebagai veteran menteri keuangan, ini sesuatu yang sangat menantang," tegas dia.
Sri menganggap, keberadaan wabah ini juga tidak akan cepat hilang. Menurutnya, akan membutuhkan waktu lama hingga wabah ini bisa ditangkal, begitu juga pemulihan ekonomi nasional.
"Dan ini mungkin akan lebih lama dari yang dibayangkan orang. Saya secara personal bahkan googling, melihat saat spanish flu. Ini bukan hanya dua tahun, ini bukan hanya satu negara, tapi semua negara," kata Sri. (ase)