Intermedia Capital Catat Laba Bersih Rp64,5 Miliar pada 2019

RUPST dan Luar Biasa MDIA
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – PT Intermedia Capital Tbk atau MDIA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST), dengan agenda persetujuan dan pengesahan atas Laporan Tahunan 2019 dan Laporan Keuangan yang telah diaudit, untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2019.

Salurkan Kredit Rp 1.590 Triliun, Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 42 Triliun di Kuartal III-2024

Baca Juga: Mantan Menpar Arief Yahya Diangkat Jadi Dirut Intermedia Capital

Komisaris Independen PT Intermedia Capital Tbk, Joko Setiotomo, menjelaskan berdasarkan data Media Partners Asia (MPA), dinamika pasar media Indonesia pada 2019 menunjukkan adanya kenaikan sekitar 22 persen pada belanja iklan digital, dibandingkan dengan pertumbuhan iklan untuk televisi free-to-air (FTA) yang hanya tumbuh sebesar 4,5 persen.

Iklan YouTube buat Pundi-pundi Uang Induk Google Makin Menumpuk

"Meskipun televisi FTA tercatat masih mendominasi 57 persen dari total belanja iklan domestik," kata Joko di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Agustus 2020.

Joko mengakui, hal itu disebabkan karena televisi FTA masih menjadi platform yang paling efektif dan efisien dari segi biaya dan jangkauan ke masyarakat. Selain itu, industri periklanan pada 2019 juga dipengaruhi oleh adanya pemilihan presiden, dan pemilihan anggota legislatif yang digelar pada April 2019.

PSSI dan Indra Sjafri Dukung Mandiri Media Cup 2024, Viva Group Kirim 2 Tim

Karenanya, Joko mengatakan bahwa, dalam periode ketidakpastian tersebut, pengiklan FMCG memilih untuk 'wait and see' dalam melakukan belanja iklan di stasiun televisi.

Hal ini diakuinya mengakibatkan perseroan, sebagai entitas induk ANTV, mengalami penurunan pertumbuhan pada 2019 menjadi Rp.1.496,7 miliar.

"Tapi selisih kurs yang positif dan efisiensi yang telah dilakukan oleh manajemen, berhasil mencatatkan laba bersih perseroan sebesar Rp64,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang minus Rp140,6 miliar," ujar Joko.

Selain itu, Joko menilai bahwa kebijakan yang diambil manajemen perseroan dalam mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk meningkatkan kesiapan ANTV menghadapi masa depan digital serta revolusi industri 4.0, sampai saat ini juga sudah sangat tepat.

Transformasi ini menuntut pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang baru serta perubahan dalam struktur organisasi dan alur kerja guna menciptakan budaya dan pola pikir digital yang inovatif dan efektif dalam menciptakan konten-konten bermutu bagi target audience dan peningkatan aset digital ANTV.

"Hal tersebut akan membuahkan hasil dalam menjangkau pemirsa yang lebih luas serta meningkatkan engagement dengan pemirsa," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya