Akhir Kuartal II-2020, Laba BRI Tercatat Turun 36,8 Persen

Gedung BRI II, Bank Rakyat Indonesia
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengumumkan capaian kinerja hingga kuartal II-2020. Hasilnya hingga paruh pertama atau semester I-2020, laba perseroan turun sekitar Rp6 triliun dari periode sama tahun lalu atau minus 36,8 persen.

Harita Nickel Kantongi Laba Bersih Rp 4,84 Triliun hingga Kuartal III-2024

Baca Juga: BRI Restrukturisasi Kredit Rp177 Triliun

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan laba tercatat mencapai Rp10,2 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,16 triliun. Meski turun, dipastikannya, indikator kinerja lainnya masih mengalami pertumbuhan di tengah masa pandemi COVID-19.

Bursa Asia Loyo Tertekan Laporan Laba Nvidia yang Moncer

Misalnya, dari sisi penyaluran kredit, ditegaskan Sunarso masih mampu mencatatkan penyaluran sebesar Rp922,97 triliun. Naik 5,23 persen dari level penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp877,07 triliun.

"Meskipun kita fokus selamatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM, tapi bisnis BRI tetap tumbuh positif," kata Sunarso saat konferensi pers secara virtual, Rabu, 19 Agustus 2020.

Jadi Tulang Punggung Hilirisasi, Simak Rincian Kinerja Keuangan Grup MIND ID di Kuartal III-2024

Penyaluran kredit tersebut, ditegaskannya masih jauh di atas penyaluran rata-rata kredit industri, yakni hanya tumbuh sebesar 1,49 persen. Penyokong utama penyaluran kredit di segmen mikro dan ritel.

"Ini bukti bahwa BRI selalu upaya melakukan upaya countercyclical karena untuk bertahan dan operasional nasabah berjalan dan membutuhkan modal kerja makanya kami bisa tumbuh di segmen UMKM," ucapnya.

Adapun dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.072,5 triliun. Artinya, Sunarso melanjutkan, tumbuhnya 13,49 persen dan di atas rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh 7,95 persen.

Adapun dari sisi fee based income atau pendapatan operasional non bunga BRI, dikatakannya hingga kuartal II-2020 mampu mencapai Rp7,46 triliun atau tumbuh 18,59 persen secara tahunan.

Dengan capaian-capaian tersebut, maka ditegaskannya aset mencapai Rp1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen secara tahunan dengan Non Performing Loan (NPL) 3,1 persen.

"Tentang rasio likuiditas di mana BRI bisa jaga LDR 86,06 persen dan CAR 20,15 persen. Ini mencerminkan masalah likuiditas bukan jadi tantangan atau masalah yang berarti karena bank cukup memiliki likuiditas," ucap Sunarso. (ren)

Salah satu gerai Starbucks di Tangerang.

Pendapatan Global McDonald hingga Starbucks Babak Belur Akibat Aksi Boikot 

Perusahaan yang menghadapi boikot umumnya memiliki waralaba di berbagai negara. Akibatnya, pendapatan secara global kompak mengalami penurunan signifikan. 

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024