Jokowi Paparkan Strategi RI Raih Kemandirian Energi

Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan HUT ke-75 RI di DPR/MPR
Sumber :
  • Youtube DPR

VIVA – Di hadapan Sidang Tahunan MPR RI dan sidang bersama DPD serta DPR RI, Presiden Joko Widodo memastikan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan berbagai upaya besar, untuk membangun kemandirian energi.

Konsisten Tumbuh Double Digit, Potensi Peningkatan Portofolio Green Loan BNI Terbuka Lebar

Keberhasilan produksi dan penggunaan Biodiesel 20 persen atau B20 pada 2019, diakui Jokowi telah berhasil menekan angka impor minyak pada tahun tersebut.

"Tahun ini kita mulai dengan B30, sehingga kita akan lebih mampu menekan nilai impor minyak kita," kata Jokowi di Gedung DPR RI, Senayan, Jumat 14 Agustus 2020.

Capai Target Swasembada Energi, Pemerintah Dorong Kolaborasi Swasta Kembangkan Listrik Bersih di Pedesaan

Apalagi, lanjut Jokowi, PT Pertamina saat ini juga telah bekerja sama dengan para peneliti, dan telah berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100.

"D100 itu adalah bahan bakar diesel yang 100 persen dibuat dari minyak kelapa sawit, yang sedang uji produksi di dua kilang kita," ujarnya.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

Baca juga: Keluar dari Fortune 500, Pertamina Klaim Masih Perusahaan Kelas Dunia

Jokowi memastikan bahwa langkah itu nantinya akan mampu menyerap minimal satu juta ton sawit produksi petani, untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari.

Hilirisasi

Selain itu, langkah hilirisasi bahan mentah yang lain terus dilakukan secara besar-besaran, seperti misalnya pengolahan batu bara menjadi methanol dan gas.

Beberapa kilang pun tengah dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang akan memasok produk industri hilir bernilai tambah tinggi.

Kemudian, Jokowi mengklaim bahwa saat ini bijih nikel juga telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan juga dapat dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium.

Dengan semua progres pengembangan tersebut, Jokowi mengaku optimistis bahwa nantinya akan ada aspek perbaikan dalam hal defisit transaksi berjalan Indonesia.

"Kemudian juga akan meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil," kata Jokowi.

"Hal ini akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan," ujar Presiden. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya