Fasilitasi 17 Calon Investor, BKPM Bidik 119 Potensi Investasi Baru
- google Street
VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, menegaskan, dalam hal mengurus investasi di Tanah Air, pihaknya menerapkan taktik menyerang dan bertahan, sebagaimana dalam permainan sepak bola.
Dalam hal menyerang, Bahlil mengaku jika hal itu memang harus dilakukan sesekali, yakni dengan berperan aktif menjemput para calon investor di tataran global.
"Tapi jangan terlalu banyak menyerang, karena lembaga-lembaga di dunia sudah mengatakan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) di dunia itu menurun sebanyak 30-40 persen," kata Bahlil dalam telekonferensi, Kamis 30 Juli 2020.
Baca juga: Jokowi Targetkan RUU Cipta Kerja Disahkan Agustus 2020
Karenanya, Bahlil menegaskan bahwa BKPM juga harus membidik sasaran yang pas, sebagaimana yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu.
Yakni, saat BKPM mendampingi tujuh perusahaan yang baru saja merelokasi investasinya dari China, hingga akhirnya berhasil melaksanakan groundbreaking investasi tersebut di Tanah Air.
"Ada lagi 17 perusahaan lain yang sudah kami fasilitasi kurang lebih sekitar 70-80 persen, dan ada 119 potensi dari perusahaan lainnya yang sedang kami komunikasikan secara intens dan masif," ujar Bahlil.
Sementara itu, dalam taktik bertahan, Bahlil mengaku bahwa upaya-upaya untuk merealisasikan investasi-investasi yang masih mangkrak hingga saat ini pun harus terus digenjot.
Baik itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang melakukan ekspansi, Koperasi dan UKM, serta menjebolkan upaya realisasi dari investasi-investasi yang mangkrak tersebut.
"Jadi begitulah caranya dalam menangani investasi di Indonesia saat ini, di mana (potensi investasi) yang di depan mata juga harus kita selesaikan," tutur Bahlil.
"Yakni misalnya dengan mempercepat izinnya dan memberikan insentif, serta kita urus juga lahannya. Pokoknya negara harus hadir di situ," ujarnya.
Sementara itu, BKPM mencatat realisasi investasi pada kuartal II-2020 sebesar Rp191,9 triliun, realisasi itu terkontraksi 8,9 persen dari kuartal I-2020. Jika dibandingkan kuartal II-2019 terkontraksi hingga 4,3 persen. (art)