Penjualan Saham Bank Permata Dongkrak Laba Astra Semester I-2020

Menara Astra
Sumber :
  • Astra International

VIVA – PT Astra International Tbk mencatatkan pendapatan bersih konsolidasi pada semester I-2020 sebesar Rp89,8 triliun. Perolehan pendapatan itu menurun 23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. 

Jerome Polin: Korupsi Rp1 T dengan Vonis 6 Tahun Bisa Dapat Rp20 Juta per Jam di Penjara

Namun, laba bersih Grup Astra tercatat Rp11,4 triliun, meningkat 16 persen dibandingkan semester I-2019. Ini termasuk keuntungan dari penjualan saham di PT Bank Permata Tbk. 

Bila tanpa memasukkan keuntungan penjualan saham Bank Permata itu, laba bersih Astra menurun 44 persen menjadi Rp5,5 triliun. Hal itu terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan langkah-langkah penanggulangannya.

Dibandingkan Vietnam, Kenaikan PPN di Indonesia Dinilai Lebih Pro Rakyat karena Hal Ini

"Kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi COVID-19, terutama pada kuartal kedua," kata Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dalam keterangannya, Rabu 29 Juli 2020. 

Baca juga: Tanpa Kontak Fisik Ekonomi RI Belum Bisa Dikatakan Normal

Kemenperin Tegaskan Kemasan Rokok Diseragamkan Picu Makin Maraknya Produk Ilegal

Djony menjelaskan, langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak kepada operasi grup secara substansial. Termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif, serta terdapat peningkatan secara signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan grup. 

Selain itu, dia melanjutkan, penurunan harga batu bara menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan. "Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan akan terus memengaruhi kinerja hingga akhir tahun," tuturnya.

Selama masa yang penuh tantangan ini, menurut Djony, dengan gangguan bisnis dan ketidakpastian, Grup Astra fokus secara khusus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, dan kepastian likuiditas. Namun, neraca keuangan Grup Astra tetap kuat dengan tersedianya komitmen fasilitas pinjaman senilai Rp38,6 triliun.

"Memastikan keselamatan karyawan selama masa pandemi merupakan prioritas utama kami dan Grup Astra telah mengadopsi berbagai tindakan kesehatan dan keselamatan," ujar dia. 

Karena kekuatan Grup Astra adalah pada karyawannya. "Kami berterima kasih kepada karyawan kami di seluruh grup yang telah merespons dengan profesionalisme dan dedikasi dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," kata Djony.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya