Laba Bersih PLN Semester I Terjun Bebas Jadi Rp273 Miliar
- Dok. PLN
VIVA – PLN resmi menerbitkan laporan keuangan semester I tahun 2020. Dihimpun VIVA dalam laporan itu, tercatat laba bersih PLN pada periode itu sebesar Rp273 miliar. Capaian ini terjun bebas atau merosot 97 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp7,35 triliun.
Meski begitu, PLN tercatat berhasil mencatat laba bersih, karena pada kuartal I 2020 sudah mengalami kerugian sebesar Rp38,88 triliun. Secara umum, kurs rupiah masih menjadi penyebab utama yang menggerus pendapatan PLN.Â
Dalam keterangan resmi, PLN menyebut masih bisa membukukan kenaikan penjualan meski dalam kondisi pandemi COVID-19. PLN masih dapat membukukan kenaikan penjualan listrik sebesar 0,95 persen atau 1,129 GWh dari 118,522 GWh pada semester I tahun 2019 menjadi 119,651 GWh pada semester 1 tahun 2020.Â
"Hal ini menjadikan Pendapatan dari Penjualan Listrik PLN masih bertumbuh 1,5 persen atau Rp1,96 triliun dari Rp133,45 triliun pada semester I tahun 2019 menjadi Rp135,41 triliun pada semester tahun berjalan," ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi dikutip Rabu 29 Juli 2020.Â
Baca juga: 5 Bulan Pandemi, Pariwisata Dunia Kehilangan 300 Juta TurisÂ
Dia menyebut, semua ini diperoleh dengan tarif tenaga listrik yang tidak mengalami perubahan sejak 2017. Secara keseluruhan, sepanjang semester I tahun 2020, Perseroan mampu membukukan pendapatan usaha Rp139,78 Triliun meningkat 1,6 persen dibandingkan  semester I tahun lalu.Â
"EBITDA perusahaan semester I tahun 2020 senilai Rp35,29 triliun dengan EBITDA Margin sebesar 21,4 persen," ujarnya.
Peningkatan penjualan listrik didukung oleh pertumbuhan jumlah pelanggan, di mana sampai dengan akhir Juni 2020 telah mencapai 77,19 juta atau bertambah sebanyak 3,59 juta pelanggan dari posisi akhir Juni 2019 sebesar 73,6 juta pelanggan.Â
Sementara itu, untuk pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sampai dengan Juni 2020, perusahaan telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 Mega Watt (MW), jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).Â
Disisi lain, upaya efisiensi biaya operasional terus  dilakukan khususnya biaya pemakaian bahan bakar, untuk periode semester 1 tahun 2020 lebih rendah dibandingkan periode semester 1 tahun lalu, BPP semester 1 tahun 2020 adalah Rp1.368 per kWh yang lebih rendah Rp21 dibanding BPP di periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp1.389 per kWh. (ren)