Intip Strategi Bappenas Pulihkan Investasi, Manufaktur dan Pariwisata
- google Street
VIVA – Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Bappenas, Bambang Prijambodo, memastikan banyak sektor perekonomian di Tanah Air yang mesti dipulihkan usai diterjang pandemi COVID-19 yang memengaruhinya secara signifikan.
Baca Juga: Bappenas Ingatkan Pemukiman Padat Rawan Jadi Pusat Penyebaran Wabah
Karenanya, Bambang pun mencoba menjelaskan sejumlah strategi yang bisa dilakukan pemerintah, dalam upaya memulihkan investasi, industri manufaktur, dan pariwisata yang cukup keras dihantam COVID-19.
"Misalnya soal investasi, kita harus mengeksekusi investasi yang mangkrak dan investasi-investasi berskala besar di sektor industri, pariwisata, dan infrastruktur," kata Bambang dalam telekonferensi, Rabu 29 Juli 2020.
Kemudian, Bambang juga menekankan pentingnya mengembangkan peta potensi investasi di daerah, dan menyiapkan upaya-upaya fasilitasi untuk menampung adanya relokasi investasi asing ke Indonesia.
Di sisi lain, penting juga untuk melakukan de-bottlenecking dan rehabilitasi investasi melalui pendampingan investor, di samping melakukan perluasan daftar positif investasi dan melakukan deregulasi serta integrasi perizinan.
Sementara di industri manufaktur, Bambang mengakui perlu juga melakukan proses re-skilling dan up-skilling dalam aspek sumber daya manusia atau kepada para tenaga kerja. "Termasuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, khususnya oleh pemerintah dan BUMN," ujarnya.
Bambang juga menilai perlunya melakukan substitusi impor dan peningkatan tingkat konsumsi dalam negeri (TKDN), sambil menurunkan biaya energi dan logistik.
Di sisi lain, upaya-upaya meningkatkan ekspor dari hasil industri dalam negeri, juga harus digenjot sembari mempercepat operasionalisasi kawasan industri dan menggencarkan inovasi serta adaptasi teknologi.
Sementara di sektor pariwisata, Bambang menekankan perlunya melakukan reaktivasi pasar wisatawan domestik dan mancanegara, sambil mengoptimalkan upaya reorientasi pariwisata yang berkualitas agar tidak hanya berfokus pada mass tourism.
Hal itu harus dilakukan, di samping langkah percepatan lima destinasi super prioritas dan lima destinasi super prioritas berikutnya, yang mencakup Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Bangka Belitung, Raja Ampat, Morotai, serta penguatan Bali dan Batam/Bintan.
Bambang menambahkan, selain optimalisasi sejumlah titik wisata seperti misalnya pengembangan Benoa untuk mendukung Bali sebagai tourism hub, diperlukan juga upaya penambahan direct flight atau penerbangan langsung ke destinasi-destinasi wisata prioritas tersebut.
"Kemudian, perlu juga menggencarkan upaya penerapan standar kebersihan dan keselamatan, dan melakukan upaya re-skilling dan up-skilling kepada para tenaga kerja dan sumber daya manusia lainnya di sektor pariwisata tersebut," ujarnya. (ren)