Pensiunkan 400 Pegawai, Dirut Garuda: PHK Opsi Terakhir
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengalami penurunan penumpang sebesar 90 persen pada bulan Mei 2020 saat pandemi COVID-19 melanda. Saat ini, jumlah penumpang yang dilayani hanya tersisa 10 persen dari biasanya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan pihaknya tentu harus mengantisipasi penurunan penumpang ini dengan cepat. Berbagai upaya pun dilakukan termasuk mengurangi karyawan.
"Penurunan 90 persen (penumpang) ini harus diantisipasi dengan cepat," ujar Irfan dalam diskusi virtual yang digelar Jumat, 24 Juli 2020.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Kredit Modal Kerja untuk Korporasi Rp100 Triliun
Penurunan penumpang, tegas dia, perlu menyesuaikan organisasi hingga pengelolaan pesawat yang harus direncanakan sejak jauh-jauh hari. Irfan pun mengaku sudah memberi penawaran kepada pegawai kontrak untuk dirumahkan, bahkan ada sejumlah pegawai yang kontraknya dipercepat.
Meski demikian, dia mengaku tetap membayar hak para pegawai tersebut. Selain itu, strategi lain adalah pemotongan gaji pegawai yang dilakukan secara proporsional menurut level dan jabatan.
"Beberapa kami tunda gaji dan kami potong gajinya, pertama kali di level gaji direksi. Mungkin Garuda, satu-satunya BUMN yang potong gaji, saya kaget juga BUMN lain belum ngikutin, tapi mungkin mereka kondisinya baik baik aja, saya enggak tahu juga," kata dia.
Garuda juga sudah menawarkan pensiun dini. Ada pegawai yang berminat mengambil pensiun dini untuk istirahat di rumah dan juga ada yang mengambil peluang usaha lain.
"Pensiun dini kami tawarkan, sudah 400-an yang mengambil. Ada yang mau istirahat di rumah atau mengambil opportunity lain. Kalau PHK, itu adalah opsi terakhir," ucapnya.
Untuk bisa memulihkan kembali atau recover perusahaan, sambung dia, yang dibutuhkan saat ini adalah penumpang. "Saya bisa bicara yang bisa menyelamatkan Garuda dari situasi sekarang dan secepatnya bisa recover adalah penumpang. Pemerintah ketika membantu dana itu hanya sementara," kata dia. (ase)