Singapura dan Korsel Resesi, Airlangga: Tak Ada Negara Aman
- Sekretariat Negara
VIVA – Dua negara maju di Asia, yakni Korea Selatan dan Singapura, telah mengalami resesi akibat pandemi COVID-19. Kondisi ini juga bisa terjadi di negara lainnya, termasuk Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang aman dari resesi atau terkontraksinya ekonomi dua kali berturut-turut.
"Tidak ada negara mana pun yang aman resesi. Jadi rata-rata negara itu yang disebut resesi secara teknis dua kali negatif pertumbuhan ekonominya. Nah, Indonesia kuartal II ini negatif, tapi tidak sedalam yang lain," kata Airlangga dalam webinar, Kamis, 23 Juli 2020.
Meski begitu, Airlangga meyakini, pada kuartal III-2020, ekonomi Indonesia mampu bangkit dari potensi pertumbuhan negatif. Sebab, ditegaskannya, Indonesia masih memiliki faktor-faktor pengungkit yang bisa menahan kejatuhan ekonomi akibat pandemi.
Baca juga: Akhir 2020, Pertamina Uji Coba Produksi Green Avtur
Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tercatat masih tumbuh positif, meski hanya sebesar 2,97 persen. Sementara itu, pada kuartal II-2020 diperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen.
Faktor pengungkit itu, dia melanjutkan, adalah gelontoran belanja negara yang terus dikucurkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini. Khususnya stimulus perekonomian dalam bentuk bantuan sosial tunai.
"Penyangganya belanja negara dan belanja APBN melalui pemerintah, kementerian lembaga dan melalui daerah. Nah, kemudian pengungkit berikutnya stimulus permerintah yaitu penunjang daya beli," tutur dia.
Singapura resmi resesi, setelah kuartal II-2020 ekonominya tumbuh negatif 41,2 persen dan pada kuartal I-2020 telah negatif 3,3 persen. Adapun Korea Selatan resmi resesi karena ekonominya pada kuartal II-2020 negatif 3,3 persen dari kuartal I-2020 negatif 1,3 persen. (art)