Ekonomi Dunia Makin Sulit, Jokowi: Isinya Minus, Minus, dan Minus
- Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Jokowi kembali menyinggung soal pertumbuhan ekonomi dunia terkini dalam pertemuan yang dihadiri para menteri.
Baca Juga:Â Jokowi Janjikan Produksi Vaksin, Rupiah Dibuka Menguat Rp14.590
Pada acara Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi itu, Jokowi menyatakan, telah dilapori oleh salah satu petinggi Dana Moneter Internasional (IMF). Intinya, situasi global tak menentu, bahkan pertumbuhan ekonomi dikatakan minus sangat dalam.
"Dia mengatakan kepada saya, Presiden Jokowi kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5 dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 persen. Sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5 persen. Kemudian dua bulan yang lalu saya telepon Bank Dunia beda lagi jawabannya," kata Jokowi mengawali sambutannya di Istana Negara, Jakarta, Kamis 23 Juli 2020.
"Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan COVID-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," tutur Jokowi.
Jokowi melanjutkan, dirinya selalu kroscek mengenai situasi ekonomi dunia. Terakhir, kata Presiden, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) melaporkan ekonomi global sudah minus hingga 7 persen. Laporan itu juga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang sudah mencapai minus dua digit.
"Bayangkan, isinya hanya minus, minus, minus, minus-minus dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi pun memerintahkan agar usaha kecil dan menengah (UKM) diselamatkan. Para wirausaha kecil itu perlu ditopang oleh insentif kredit. Dengan demikian, perputaran uang di bawah semakin cepat dan diharapkan mengungkit ekonomi nasional yang tengah lesu.
"Saya juga sudah perintah, cepat berikan yang namanya relaksasi. Berikan yang namanya restrukturisasi kepada UKM, kepada koperasi, secepat-cepatnya, agar tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat," tutur Jokowi. (art)