Wisatawan Mau Bayar Lebih Demi Nikmati Keindahan Sawah di Tabanan Bali
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti, menilai investasi di bisnis berkelanjutan sangat penting untuk bersiap menghadapi masa depan. Dia juga melihat persaingan yang akan terjadi di masa depan akan semakin rumit.
Oleh sebab itu, Bupati yang akrab disapa Eka ini berharap, para kepala daerah harus mendukung industri yang terfokus pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
"Indonesia sedang mengalami ledakan penduduk dan eksploitasi sumber daya alam. Hal tersebut membawa permasalahan. Untuk menghadapinya, setiap kepala daerah wajib mendukung industri yang berinvestasi pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan," kata Eka.
Hal itu diungkap Bupati Eka saat menjadi salah satu narasumber dalam Virtual Talkshow yang diprakarsai oleh Global Green Growth Institute (GGGI) dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Virtual Talkshow tersebut bertajuk ‘Membangun Daerah yang Maju dan Berketahanan" dalam Acara Launching Pelatihan Pro Hijau, Rabu, 22 Juli 2020.
Baca juga: Wisata Bahari di Pantai Losari Makassar Segera Dibuka Kembali
Eka mencontohkan program Tabanan Desa Wisata dengan Green Development Integrated Farming Tourism. Dalam program tersebut, Eka menyebut Pemerintah Kabupaten Tabanan sadar bahwa alam harus dijaga dan dilestarikan. Maka pihaknya ciptakan pembangunan hijau berbasis pertanian yang menjadi modal dasar dan napas dari Tabanan.
Politikus PDIP ini menjelaskan, program itu mengatur dari hulu hingga hilir yang melindungi dan memberdayakan petani.
"Kami utamakan penggunaan produk lokal petani kami, dan kami menyedikan pasar bagi produk petani kami," jelasnya.
Lebih lanjut, Eka mengatakan, persawahan bukan hanya sebagai penghasil bahan pangan, namun juga memiliki potensi lain yang bisa dimaksimalkan.
"Di Tabanan para wisatawan rela membayar lebih untuk berjalan-jalan menikmati keindahan persawahan. Hal ini membuktikan bahwa pertanian dan persawahan memiliki potensi wisata yang dapat membantu ketahanan ekonomi dan ketahanan pangan," ujarnya.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong menyampaikan, gerakan ekonomi hijau atau pembangunan ekonomi yang memperhatikan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan merupakan visi Indonesia untuk masa kini dan masa yang akan datang.
"Indonesia akan dan sedang menuju pembangunan rendah karbon dan rendah emisi. Gerakan ekonomi hijau merupakan upaya konkret mendorong pengurangan deforestasi yang manfaatnya akan dirasakan pada skala nasional dan global," kata Alue.
Pada kesepatan yang sama, Indonesian Country Representative Global Green Growth Institute, Marcel Silvius menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Indonesia yang memulai langkah untuk mewujudkan program ekonomi hijau.
"Indonesia merupakan pionir pelatihan Pro Hijau. Semoga kita dapat mewujudkan ekonomi hijau dan menjadi Indonesia Emas 2045," kata Marcel. (ren)