Gelombang Kedua Corona, Seberapa Kuat Ekonomi dan Fiskal Indonesia?

Gedung Kementerian Keuangan.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVAnews.com

VIVA – Ekonomi Indonesia kini tengah mengalami tekanan kuat akibat dampak pandemi COVID-19. Pada kuartal-II 2020 saja, ekonomi diperkirakan akan mengalami kontraksi atau tumbuh negatif.

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III-2024

Dengan kondisi tersebut, pemerintah terus mengarahkan kebijakan fiskal untuk menahan jatuhnya ekonomi ke jurang resesi. Akibatnya, defisit anggaran saat ini diarahkan hingga mencapai 6,34 persen.

Namun, jika pada akhirnya gelombang kedua COVID-19 terjadi, apakah kebijakan fiskal pemerintah masih mampu menopang ekonomi agar tidak terus semakin tertekan ke bawah?

Sebut Kabinet Prabowo Diisi Orang-orang Terbaik, Anindya Pede Target Ekonomi RI Tumbuh 8 % Tercapai

"Mungkin pertanyaan lebih baiknya bagi kita, bagi semua komponen bangsa dan juga pemerintah bagaimana caranya agar tidak terjadi second wave. Karena kalau terjadi second wave, itu akan berat," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, Jumat, 17 Juli 2020.

Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Ekonomi Dunia Diprediksi Minus 7,5 Persen

Sri Mulyani Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 di Atas 5 Persen

Menurut Febrio, saat ini fokus pemerintah tidak lain adalah berupaya sekuat-kuatnya agar gelombang kedua pandemi tidak terjadi di Indonesia. Karena itu, kepatuhan supaya mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan menjadi penting.

Akan tetapi, Febrio juga menekankan, pemerintah tetap mendorong agar aktivitas sosial dan ekonomi tetap bergerak seiring dengan upaya untuk mencegah penyebaran wabah. Tujuannya, supaya ekonomi bisa pulih sambil menunggu vaksin ditemukan.

"Kita lihat memang ada tanda-tanda di kuartal III akan lebih baik dari kuartal II. Ini kita coba bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III tidak negatif lagi. Tapi kita menyadari, pemerintah dan masyarakat harus kerja sama cegah terjadinya second wave," tegas Febrio.

Febrio mengaku optimis, pada 2021, vaksin untuk menyembuhkan masyarakat dari wabah COVID-19 sudah bisa ditemukan. Walaupun, rata-rata efektifnya vaksin untuk mencegah penyebaran wabah memakan waktu delapan tahun.

"Kalau kita denger-denger kan awal tahun depan sudah ada, tapi kalau kita lihat sejarahnya vaksin ditemukan benar-benar perfect 8 tahun. Ini kalau benar-benar terjadi dalam 18 bulan ini jadi achievement of humankind civilization kita," ungkap dia. (ase)

Ekonom dan Financial Market Specialist, Lucky Bayu Purnomo

Ekonom Ungkap Kaitan Danantara dan Target Pertumbuhaan Ekonomi 8% Prabowo

Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dinilai merupakan tonggak besar dalam perjalanan ekonomi Indonesia sebagai akselerator ekonomi dan investasi Nusantara.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024