Indikator Risiko Meningkat, Modal Asing Rp145,47 Triliun Cabut dari RI
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Bank Indonesia (BI) mencatat terjadinya aliran modal asing yang keluar Indonesia hingga pekan ketiga Juli 2020. Itu tidak terlepas dari meningkatnya indikator risiko yang biasa digunakan, yakni Credit Default Swaps (CDS).
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, premi CDS Indonesia lima tahun naik ke posisi 125,9 basis poin per 16 Juli 2020 dari yang sebelumnya per 10 Juli 2020 sebesar 123,05 basis poin.
Seiring dengan kondisi tersebut, aliran modal asing tercatat keluar dari Indonesia. Tergambar dari data “setelmen nonresiden” di pasar keuangan domestik yang jual neto Rp145,47 triliun hingga 16 Juli 2020 secara tahun berjalan.
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 ytd (year to date) nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp145,47 triliun," kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat 17 Juli 2020.
Baca juga: Rupiah Melemah Lagi Lawan Dolar AS, Berikut Rincian Kursnya
Sementara itu, jika berdasarkan data transaksi 13-16 Juli 2020, aliran modal asing tercatat masih ada yang masuk ke Indonesia. Tergambar dari data transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp1,82 triliun.
Jumlah itu terdiri dari beli neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,56 triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp730 miliar. Kondisi itu jauh lebih buruk dibanding catatan pekan kedua Juli 2020.
Pada pekan kedua Juli, tercatat nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,32 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,54 triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,22 triliun.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," ucap dia. (ren)