Pariwisata RI Berharap pada Turis asal China
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA – Guna menggenjot roda perekonomian yang terdampak virus Corona atau COVID-19, pemerintah bakal membuka kembali sektor-sektor produktif. Salah satu yang diprioritaskan adalah pariwisata.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratuboko, Edy Setijono, mengatakan, eksistensi turis asal China jelas menjadi harapan untuk mewujudkan peningkatan kinerja sektor ini di masa depan.
"Dalam hal ini, (turis asal) China itu jelas menjadi harapan buat kita. Semoga di tahun 2020 kedatangan mereka bisa berdampak bagi wisata Indonesia," kata Edy dalam telekonferensi, Jumat 17 Juli 2020.
Edy menjelaskan, meskipun posisi jumlah tertinggi wisatawan asing di RI selama ini masih didominasi oleh pelancong asal Malaysia, turis asal China yang berada di posisi kedua setelahnya juga tak bisa dikesampingkan.
"Karena sebenarnya (turis asal) China itu ada di posisi kedua setelah Malaysia," ujarnya.
Baca juga:Â BI: Minat Wisata ke Bali Naik di Atas 60 Persen
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk RRC dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menjabarkan, data dari media sosial asal China, Weibo, memang mendukung klaim Edy tersebut.
Sebab, tercatat bahwa hingga 17 Juli 2020, tagar Bali yang memang dipromosikan oleh pihak Kedubes RI di sana menunjukkan bahwa Pulau Dewata itu tengah ramai dibicarakan warga China sebagai destinasi wisata.
"Bahkan, total impresinya itu sampai sekitar 370 juta kali, dan sampai 4 Juli sudah nyaris satu juta partisipan yang mengungkapkan bahwa mereka ingin mengunjungi Bali setelah COVID-19 berakhir," ujar Djauhari.
Namun di sisi lain, Djauhari mengaku jika pihaknya juga menyoroti masalah konektivitas jaringan internet yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah Bali saat ini.
Sebab, selain mempromosikan Bali untuk liburan, Kedubes RI di sana juga mengedepankan #working from Indonesia' atau #working from Bali'.
"Kita mau buat #workingfromindonesia karena minat ke Indonesia sangat signifikan di Tiongkok. Jadi karena mereka juga akan bekerja di Bali, maka infrastruktur telekomunikasinya pun harus memadai," ujarnya. (art)
Pantau berita terkini di VIVA terkait Virus Corona