Kemenag: Potensi Bisnis Indonesia-Arab Saudi Meningkat

Gedung Kemenag RI, MH Thamrin
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – Kepala Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag, Sri Ilham Lubis, mengungkapkan potensi bisnis antara Indonesia dengan Arab Saudi sejak dua tahun ini meningkat.

Unilever Otak Atik Strategi Dampak Boikot, Pendapatan Anjlok hingga Pilih Lepas Usaha Es Krim di Indonesia 

Berdasarkan data statistik perdagangan KJRI Jeddah, total volume dagang Indonesia dan Arab Saudi periode Januari-Juni 2018 mencapai 2,697 miliar dolar AS. Atau bisa dikatakan naik 23,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017 yang mencapai 2,177 miliar dolar AS.

Sementara, total perdagangan migas periode Januari-Juli 2018 yang sekitar 1,517 miliar dolar AS naik 41,19 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 dengan nilai 1,074 miliar dolar AS. Total perdagangan non migas sampai dengan Juni 2018 juga mengalami kenaikan mencapai sebesar 6,07 persen dari 1,103 dolar AS pada Juni 2017 menjadi 1,170 miliar dolar AS pada periode yang sama di tahun 2018.

Pendaftaran Seleksi Petugas Haji Tingkat Pusat Segera Dibuka, Ini Syaratnya

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Orang Tua Khawatir Pendampingan Anak Belajar Online

Sri Ilham mengakui, sebelum mengalami peningkatan, karena ada keterbatasan bahan baku makanan untuk jemaah haji, Indonesia memasok bahan makanan dari berbagai negara. Sehingga Presiden Joko Widodo menegaskan kebijakan untuk menggunakan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan untuk jemaah haji dan jemaah umrah dari Indonesia.

Menag Sebut Arab Saudi Siap Beri Perhatian Khusus Jemaah Haji Indonesia

"Sudah dari dua tahun yang lalu kendala keterbatasan bahan baku produk dari Indonesia, bahan makanan untuk jemaah haji indonesia dipasok dari berbagai negara misal beras dari Vietnam, ikan dan daging ayam dari Brazil, daging dari India," kata Sri Ilham dikutip Minggu 12 Juli 2020.

Dengan kebijakan Presiden untuk memaksimalkan produk dalam negeri, maka para pengusaha disebut bisa mengekspor bahan makanan untuk jemaah haji dan umrah ke Arab Saudi, mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar. Selain makanan, Indonesia dalam dua tahun terakhir ini juga sudah mengekspor minuman seperti teh, kopi, mie instan, serta bambu masak.

"Untuk bambu masak dalam rangka meningkatkan cita rasa nusantara dalam katering haji seperti mengirim bambu rendang, jadi pengusaha kateringnya tinggal mencampuri bumbunya saja dan juga digunakan untuk bahan makanan sesuai zonasi," ucap Sri Ilham.

Kementerian Perdagangan juga melirik potensi terbesar dalam mengekspor bahan makanan ke Arab Saudi ini. Sehingga menyarankan agar penggunaan bahan makanan yang berasal dari dalam negeri tidak hanya digunakan saat jemaah haji di Arab Saudi saja, tetapi bisa dimulai pada saat keberangkatan jemaah haji di embarkasi.

"Saat di embarkasi jemaah mendapatkan tiga kali makan dan dua kali snack, makanan yang diberikan ke jemaah perlu diberikan makanan-makanan halal, jangan sampai kita di Tanah Air menggunakan produk-produk dari luar negeri seperti produk dari Malaysia dan Thailand. Perlu kita mengimbau saat di asrama haji nanti, jemaah perlu menggunakan makan dan minuman yang bersertifikat halal," terangnya.

Untuk pakaian, saat ini jemaah haji Indonesia sudah mempunyai seragam identitas yakni seragam batik haji. Kain batik haji ini diberikan kepada jemaah lewat Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji. Selain kain batik, juga diberikan kain ihram serta mukena.

"Dulu yang membuat batik adalah UMKM, karena dulu tujuannya adalah untuk menghidupkan usaha mikro kecil dan menengah, mereka pengrajin batik yang diminta untuk membuat batik haji, tinggal nantinya dimasukkan label halal di dalamnya," kata Sri Ilham.

Sri Ilham juga meminta pengusaha Indonesia untuk bisa mengeskpor produk-produk buatannya ke Arab Saudi. Karena mengingat jemaah haji Indonesia adalah pangsa pasar yang terbesar untuk bisa dilirik.

"Kalau kita lihat produk-produk yang membanjiri di Arab Saudi sendiri adalah berasal dari Cina dan yang membeli dan menggunakan produk tersebut adalah jemaah haji indonesia, nah ini yang perlu kita lirik, bagaimana produk-produk indonesia bisa juga digunakan oleh jemaah haji Indonesia," kata Sri Ilham.

Kemudian untuk obat-obatan, Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan (BPJPH) untuk menyuplai obat-obatan untuk jemaah haji ke Arab Saudi. Dalam transportasi jemaah perlu juga disiapkan fasilitas yang jemaah bisa melakukan ibadah dengan lebih nyaman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya