Tak Banyak Penumpang Saat Wabah COVID-19, Pelni Cari Cara Biar Survive
- Dokumentasi Pelni.
VIVA – Direktur Utama PT Pelni, Insan Purwarisya L Tobing mengatakan jumlah penumpang kapal selama masa pandemi COVID-19 mengalami penurunan. Namun, saat ini, umlah penumpang di bulan Juni 2020 sudah mengalami peningkatan kembali.
Menurut dia, banyak ditutupnya pelabuhan-pelabuhan terutama di arah timur menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah penumpang kapal milik PT Pelni. Namun, kondisi menurunnya penumpang kapal dialami juga di seluruh dunia, bukan saja Indonesia.
"Kalau dilihat di dunia, hampir bisnis-bisnis yang berkaitan dengan penumpang di atas kapal itu menghadapi kondisi yang kurang bagus, terutama dipicu maraknya virus ini di kapal-kapal wisata. Ini pukulan yang kami hadapi dalam waktu singkat," kata Purwarisya dalam diskusi yang digelar Myshipgo lewat aplikasi Zoom pada Rabu, 8 Juli 2020.
Baca Juga: John Kei Pernah Lolos dari Hukuman Mati karena Berperilaku Sopan
Ia menjelaskan kalau melihat grafik jumlah penumpang bulan Maret, April, Mei itu terjadi penurunan. Biasanya, mendekati Hari Raya Idul Fitri (Lebaran Idul Fitri) itu seluruh pegawai bekerja keras 24 jam dalam 1 hari untuk bisa mengantarkan para penumpang.
"Tapi tahun ini teman-teman tidak terlalu bekerja keras memikirkan penumpang, justru kerja kerasnya bagaimana perusahaan ini bisa survive," ujarnya.
Berdasarkan grafik yang ada, Purwarisya mengatakan bulan Maret itu jumlah penumpangnya sebanyak 269.222 orang. Menurut dia, bulan April mengalami penurunan penumpang karena banyak pelabuhan yang ditutup menjadi 42.188 orang.
"Bulan Mei karena dilarang mudik, jumlah penumpang hanya 5.610 orang. Setelah lebaran ini (Juni), naik sedikit 18.053 orang. Mudah-mudahan setelah Juni ini nanti bisa jauh lebih baik lagi," jelas dia.
Ia memahami turunnya jumlah penumpang kapal ini karena adanya regulasi yang mengatur orang jangan dulu bergerak dalam masa seperti ini. Selain itu, pemerintah daerah juga mungkin khawatir fasilitas kesehatannya belum memadai apabila ada yang terkena virus di daerahnya.
"Kecuali penumpang yang memang punya kepentingan dinas seperti ASN, petugas kesehatan yang harus bertugas, TNI/Polri harus bertugas, itu kami persilakan naik menggunakan kapal. Sehingga dilihat bulan Mei itu penumpang cuma 5.000 orang," tandasnya.