Kementerian BUMN Dorong LinkAja Edukasi Pedagang Pasar Tradisional

uang digital linkaja
Sumber :
  • Twitter.com/@linkaja

VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara saat ini tengah fokus mengembangkan pola penggunaan teknologi finansial, dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat.

Wamendag Tertibkan Penerapan SNI hingga ke Pasar Tradisional

Karenanya, Wakil II Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengaku, saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan tiga aspek teknologi finansial tersebut, dalam ekosistem transportasi, ekosistem layanan keuangan, dan ekosistem di sektor perbelanjaan.

"Hal itu karena saat ini sudah banyak masyarakat, khususnya di kalangan milenial, yang sudah mengalihkan aktivitas keuangannya ke sektor digital," kata Tiko dalam telekonferensi, Selasa 30 Juni 2020.

Eks Dewan Pakar TKN Prabowo Ditunjuk Jadi Komisaris Utama Antam, Simak Sosoknya

Khusus di ekosistem perbelanjaan, Tiko berharap ke depannya penggunaan teknologi finansial juga akan bisa berkembang di tataran pasar tradisional, misalnya melalui penggunaan platform LinkAja. Karenanya, para pedagang di pasar tradisional memang harus diedukasi, agar bisa mengenal teknologi finansial tersebut.

"Jadi harus ada upaya edukasi, karena masyarakat di berbagai daerah juga harus dibiasakan untuk menggunakan digital base semacam ini," ujar Tiko.

OJK Gandeng Penegak Hukum Kejar Mantan Bos Investree di Luar Negeri

Harapannya, lanjut Tiko, nantinya pemanfaatan berbagai layanan teknologi finansial ini tidak hanya digunakan oleh masyarakat urban dan untuk pembelian barang-barang konsumsi saja.

Melainkan, bisa juga bermanfaat bagi masyarakat di berbagai kalangan dan wilayah, serta untuk pembelian barang sehari-sehari seperti misalnya kebutuhan belanja pangan harian. "Nantinya kita akan dorong LinkAja untuk menangani hal-hal tersebut," kata Tiko.

Mengenai apa saja keuntungan bagi masyarakat, khususnya bagi para pedagang pasar jika menggunakan teknologi digital semacam ini, Tiko pun membeberkan tiga macam keunggulannya.

Pertama, yakni mereka (pedagang pasar) tidak perlu lagi membawa uang cash yang banyak, yang secara 'security' tidak aman. "Setidaknya tidak harus 100 persen uang cash-nya, tapi minimal 50 persen saja," ujar Tiko.

Keunggulan kedua, para pedagang itu juga bisa mulai mengenal berbagai platform yang berhubungan dengan usahanya, seperti misalnya platform TaniHub. Sehingga, nantinya mereka juga bisa masuk ke rantai produksi dan distribusi, dan produk mereka bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.

"Ketiga, mereka akan masuk ke dalam sistem data analitik, yang membuat mereka jadi mudah mendapatkan modal kredit," kata Tiko.

"Jadi kalau sekarang mereka masih ke bank atau bahkan ke rentenir, maka nantinya mereka akan sangat mudah mengakses kredit-kredit bersubsidi seperti KUR dan sebagainya. Nanti LinkAja yang akan bantu mereka dalam upaya tersebut," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya