Hadapi New Normal, Pasokan BBM dan LPG Aman
- Pertamina
VIVA – PT Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) III memastikan pasokan BBM di masa transisi normal baru aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya pasokan di wilayah Jawa bagian barat.
Di wilayah MOR III, yakni Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, pasokan gasoline dan gasoil sangat mencukupi. Ketersediaan stok BBM lebih dari 21 hari, atau di atas ketahanan stok nasional.
Sementara itu, konsumsi LPG untuk sektor rumah tangga, yakni produk LPG subsidi 3 kilogram (kg), Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg, mencapai 7.126 Metric Ton (MT) per hari. Konsumsi ini relatif sama dibandingkan pada kondisi normal yaitu 7.150 MT per hari.
"Kami memastikan stok LPG Pertamina mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejak pandemi Covid-19, konsumsi LPG di sektor rumah tangga bergerak variatif," ujar Unit Manager Communication, Relations and CSR, Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami, dalam keterangannya, Selasa 9 Juni 2020.
Menurut Dewi, ada kenaikan LPG subsidi di beberapa wilayah. Namun, untuk LPG non subsidi cenderung turun, terutama di wilayah Jakarta.
Sebab, beberapa warga yang semula berdomisili di Jakarta, kembali ke kampung asalnya. Selain itu, banyak usaha kuliner dan restoran yang tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dewi menambahkan, tidak hanya kesiapan BBM dan LPG, ketersediaan pasokan avtur merespons kebutuhan maskapai pesawat udara yang mulai kembali beroperasi, juga dalam kondisi aman dengan ketahanan stok 50 hari.
Sementara itu, sejak akhir pekan lalu, konsumsi BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, mencapai 23 ribu kiloliter (KL) per hari.
Konsumsi ini masih menunjukkan penurunan sebesar 12 persen dari kondisi normal. Konsumsi normal adalah mengacu pada konsumsi periode Januari-Februari 2020 sekitar 26 ribu KL per hari.
Penurunan konsumsi juga masih terjadi untuk produk gasoil (Solar, Dexlite, Pertamina Dex), sebanyak 9.800 KL per hari atau masih turun 18 persen dibandingkan konsumsi normal.
Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, Dewi mengatakan, Pertamina telah aktif menerapkan protokol kesehatan di lembaga penyalur resminya seperti SPBU, agen, dan pangkalan, serta unit operasi perusahaan.
Seperti yang dilakukan di SPBU, petugas wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan sarung tangan, serta tidak lupa mengonsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
Pertamina juga menyediakan hand sanitizer di area pulau pompa pengisian BBM, agar dapat digunakan operator maupun konsumen. Penyemprotan disinfektan secara berkala juga dilakukan untuk sarana dan prasarana SPBU, khususnya nozzle untuk SPBU layanan mandiri (self-service), serta tabung-tabung LPG di agen dan pangkalan.
"Sejak bulan Maret lalu, kami telah menerapkan protokol Covid-19 di seluruh lembaga penyalur resmi Pertamina. Termasuk terus mengimbau operator untuk memperhatikan social distancing dan mengimbau konsumen agar melakukan transaksi nontunai untuk mencegah penularan virus," ujarnya.
Kini, dalam menghadapi normal baru, Pertamina telah menyiapkan sejumlah protokol tambahan di SPBU, khususnya untuk konsumen kendaraan roda dua dan empat. Khusus konsumen kendaraan roda dua, saat melakukan pengisian bahan bakar wajib turun dari motor dan berdiri di sampingnya.
Upaya itu agar konsumen tetap dapat menjaga jarak aman dengan memposisikan diri berseberangan dengan operator SPBU. Untuk konsumen kendaraan roda empat dapat tetap berada di dalam kendaraan. Apabila diperlukan keluar dari kendaraan wajib menjaga jarak aman minimal satu meter dari operator.
“Kami juga mengimbau konsumen yang datang ke SPBU untuk tetap mematuhi protokol Covid-19. Dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan di fasilitas yang telah disediakan," tuturnya.