Batal Gaet Aramco, Pertamina Cari Mitra Baru Bangun Kilang Cilacap

Upgrading Kilang RU IV Cilacap Milik PT Pertamina
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

VIVA – PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa kerja sama dengan Saudi Aramco, di proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP Cilacap-Jawa Tengah, gagal. Sebab, perusahaan minyak asal Arab Saudi tersebut menyatakan mundur.

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar di Istora Senayan

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan, hal itu karena tidak adanya titik temu antara pihak Pertamina dan Saudi Aramco, khususnya terkait valuasi yang ditawarkan Pertamina di proyek RDMP Cilacap tersebut.

"Mereka sadar sepenuhnya bahwa mereka tidak bisa bergabung dengan Pertamina untuk bangun kilang Cilacap ini," kata Ignatius dalam telekonferensi, Jumat 5 Juni 2020.

Yayasan Kesehatan Bangun Ekosistem Layanan Berkelanjutan Lewat Digitalisasi

Karena itu, dia memastikan bahwa Pertamina akan kembali berupaya mencari mitra kerja yang sesuai guna membangun kilang Cilacap, yang proses pembebasan lahannya sudah selesai dilaksanakan tersebut.

"Sekarang lagi proses cari partner baru. Kalau soal lahan sudah 'clear' sambil coba peluang apa yang bisa kita bangun lebih dahulu sambil tunggu partner barunya itu," ujar Ignatius.

Toyota Hadirkan Sedan Crown Hybrid di GJAW 2024

Meski demikian, dia juga memastikan bahwa batalnya kerja sama dengan pihak Saudi Aramco ini tidak akan mengganggu proyek Pertamina lainnya. Sebab, saat ini Pertamina justru tengah melakukan upaya percepatan pembangunan, karena RDMP Cilacap ditargetkan rampung pada 2022 mendatang.

Dengan upaya ini, Ignatius memastikan bahwa modifikasi tersebut akan mampu menambah kapasitas kilang Cilacap, dari yang saat ini hanya 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. 

"Kita akan percepat beberapa proyek terkait bio-refinery sebagai bagian dari RDMP tersebut, dan akan lebih cepat juga karena ini sifatnya modifikasi," kata Ignatius.

"Mungkin di tahun 2022 sudah bisa beroperasi bio-refinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar Euro 5, juga sambil kita cari strategic partner-nya nanti siapa," ujarnya.

Ilustrasi SPBU

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

SPBU asing menghadapi tantangan besar di Indonesia, mulai dari infrastruktur hingga persaingan ketat dengan pemain lokal. Simak alasan dan strategi untuk tetap bertahan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024