Covid-19 Akan Berdampak Sistemik, BKPM Revisi Target Investasi
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akan melakukan revisi target investasi sepanjang 2020 pada kuartal II-2020. Itu karena pandemi Covid-19 semakin menekan kondisi perekonomian.
Bahlil mengatakan, pandemi Covid-19 akan berdampak sistemik, akibatnya realisasi investasi kuartal II-2020 sendiri dipastikan akan menurun. Demikian juga target realisasi investasi 2020 yang akan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini.
"BKPM akan melakukan revisi target realisasi investasi kuartal II-2020 ini. Nanti akan kami informasikan lagi. Dengan kondisi saat ini, kita harus melakukan hal-hal di luar kelaziman," kata dia dikutip dari siaran pers, Jumat, 5 Juni 2020.
Melalui Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), pemerintah telah menetapkan target realisasi investasi pada 2020 mencapai Rp886,1 triliun.
Namun, dia menganggap target itu cukup berat jika dilihat berdasarkan kondisi saat ini. Apalagi, total dari realisasi investasi pada kuartal I-2020 baru mencapai sebesar Rp210,7 triliun atau hanya 23,8 persen dari target investasi sepanjang 2020.
“Pemerintah saat ini belum bisa menentukan kapan pandemi Covid-19 akan berlalu. Kita harus melakukan penyesuaian dengan keadaan ini," tuturnya.
Meskipun akan melakukan penyesuaian target, Bahlil memastikan bahwa BKPM tidak akan mengendurkan upaya untuk mendorong geliat investasi di Indonesia. Sebab, investasi merupakan modal utama untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
"Presiden Jokowi sudah sampaikan bahwa saat ini ekonomi turun, banyak orang kehilangan pekerjaan. Solusi untuk menciptakan lapangan kerja yaitu melalui investasi,” ucap Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil mengaku telah membuat berbagai simulasi mengenai kapan wabah ini bisa berakhir. Jika wabah dapat berakhir cepat dan perekonomian pulih lebih cepat pada kuartal III/IV, dia memasang target pesimis untuk investasi 2020 di kisaran Rp817 triliun.