Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi Secara Nasional

Bursa Kerja Nasional 2019
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Badan Pusat Statiatik (BPS) mencatat masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) atau jumlah tenaga kerja yang tidak terserap lapangan pekerjaan. Angka tertinggi adalah Provinsi Banten dan yang terendah adalah Bali. 

Impor Susu Indonesia hingga Oktober 2024 Capai 257,3 Ribu Ton

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, di wilayah Banten, tingkat pengangguran justru jauh lebih tinggi dari TPT Nasional sebesar 4,99 persen dengan jumlah angkatan kerja 1,73 juta orang. TPT di provinsi itu mencapai 8,01 persen.

Kemudian diikuti Jawa Barat 7,69 persen, Maluku 7,02 persen, Kalimantan Timur 6,88 persen, Papua Barat 6,20 persen, Sulawesi Selatan 6,07 persen, Kalimantan Utara 5,65 persen, Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara 5,57 persen, Aceh 5,42 persen, Sumatera Barat 5,22 persen dan Riau 5,07 persen.

Impor RI Oktober 2024 Naik Capai US$21,94 Miliar

Sementara itu, terendah berada di Bali sebanyak 1,21 persen, diikuti Sulawesi Barat 2,61 persen, Nusa Tenggara Timur 2,8 persen, Sulawesi Tengah 2,98 persen, Nusa Tenggara Barat 3,14 persen, Sulawesi Tenggara 3,17 persen, Bengkulu 3,22 persen, Yogyakarta 3,38 persen, Kalimantan Tengah 3,39 persen dan Bangka Belitung 3,41 persen dan DKI Jakarta yang mencapai 4,93 persen.

"Terjadi di Bali yang terendah 1,21 persen. Sementara di Banten 8,01 persen, tidak banyak berubah," katanya saat telekonferensi, Selasa, 5 Mei 2020.

BPS Catat Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Naik 0,85 Persen pada 2024

Meski begitu, Suhariyanto mengungkapkan, akibat mewabahnya Covid-19 sejak awal 2020, TPT di sejumlah wilayah, khususnya yang menjadi objek wisata, mulai mengalami kenaikan cukup signfikan. Menandakan mulai berkembangnya penambahan pengangguran.

Dia menyebutkan, misalnya di Banten meningkat 0,43 persen poin, Yogyakarta 0,52 persen poin, Sulawesi Selasa 0,65 persen poin, Papua Barat 0,92 persen, Sulawesi Barat 1,61 persen poin, Lampung 0,32 persen poin, Jambi 0,79 persen poin, serta Bengkulu 0,72 persen poin, Jawa Tengah 0,03 persen poin dan Bangka Belitung 0,02 persen poin.

"Ada beberpaa provinsi, terutama yang jadi destinasi wisata TPT-nya mengalami kenaikan, misal Bangka Belitung, Jawa Tengah hingga Yogyakarta," ucap Suhariyanto.

Sebelumnya, BPS mengumumkan kalau jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 137,91 juta orang, naik 1,73 juta orang dibanding Februari 2019. 

Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan peningkatan jumlah pengangguran. Sebelum corona, jumlahnya sebanyak 131,03 juta orang adalah penduduk bekerja dan sebanyak 6,88 juta orang menganggur. Dibanding setahun lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 1,67 juta orang dan pengangguran bertambah 60 ribu orang.

"Kalau dibanding posisi Februari 2019 berarti penduduk usia kerja meningkat. Itu terbagi yang masuk ke angkatan kerja dan yang bukan," kata Suhariyanto. 

Peningkatan jumlah angkatan kerja pada bulan itu juga tidak diiringi dengan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada Februari  2020, TPAK berdasarkan data Suhariyanto sebesar 69,17 persen, turun 0,15 persen poin dibandingkan Februari  2019.  

"Penurunan TPAK mengindikasikan adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan atau supply tenaga kerja," ujarnya.

Berdasarkan jenis  kelamin, terdapat  perbedaan TPAK laki-laki dan perempuan cukup jauh. TPAK laki-laki sebesar 83,82 persen sedangkan TPAK perempuan sebesar 54,56 persen dan dibandingkan tahun lalu, TPAK laki-laki mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen poin sedangkan TPAK perempuan turun sebesar 0,94 persen poin. 

"Dari grafik ini masih ada perbedana cukup dalam antara tingkat partisipasi angkatan kerja menurut jenis kelaminnya," katanya.  

penetapan upah minimum (ilustrasi)

BPS Sebut Standar Hidup Layak di Indonesia Rp 1,02 Juta per Bulan pada 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan standar hidup layak di Indonesia, yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita per tahun.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024