Gubernur BI: Rupiah Menguat ke Rp15.000 per Dolar AS pada Akhir 2020
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo meyakini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan mampu bertengger di kisaran Rp15.000 pada akhir 2020. Rupiah diperkirakannya akan terus stabil di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Perry menegaskan, keyakinan itu terbentuk karena adanya kepercayaan investor dan pelaku pasar keuangan global terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Menurutnya itu terbukti dari masih tingginya keinginan investor global untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Bahwa BI masih akan tetap terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dan dengan confident dari investor, dari pasar telah terbangun ada kecenderungan tidak hanya bergerak stabil tapi juga di akhir tahun nanti mengarah pada Rp15.000 per dolar," tegas dia saat telekonferensi, Kamis, 2 April 2020.
Berdasarkan datanya hingga 31 Maret 2020, aliran modal asing yang masuk ke Indonedia mencapai Rp22,2 triliun dan berasal dari hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN). Hasil lelang yang diperoleh tersebut, dikatakan Perry, melebihi target sebesar Rp15 triliun dengan jumlah penawaran mencapai Rp35,15 triliun.
"Komunikasi kami dengan investor global baik kemarin dan hari ini menunjukkan confident investor global ke Indonesia cukup kuat bahwa berbagai komitmen dilakukan dan prospek ekonominya masih cukup baik," tegas dia.
Karena itu, dia menekankan, asumsi makro ekonomi yang kemarin di sampaikan oleh Menteri Keuangan, termasuk di dalamnya nilai tukar rupiah yang dalam skenario terberatnya bakal di posisi Rp17.500 dan skenario sangat berat di level Rp20.000 per dolar AS, hanya sebagai angka antisipasi.
"Juga saya tekankan bahwa nilai tukar rupiah yang kemarin disebutkan dan diberitakan Rp17.500 skenario berat, Rp20 ribu sangat berat, itu what if scenario, bukan proyeksi. Karena kami meyakini nilai tukar rupiah sekarang memadai dan akan bergerak stabil dan cenderung menguat di Rp15 ribu akhir tahun," tutur Perry.