Menhub Ungkap Dampak Positif Pisahnya Garuda-Sriwijaya
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Dalam rapat kerja bersama dengan Komisi V DPR RI hari ini, Senin, 25 November 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menyinggung mengenai pisahnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Sriwijaya Air Group yang sebelumnya menjalani kerja sama.
Menurut Budi, ada beberapa dampak positif terkait putusnya kerja sama dua perusahaan maskapai ini. Salah satunya persaingan harga tiket akan lebih baik.
"Berkaitan Garuda dan Sriwijaya Air. Yang kami laporkan ini Garuda dan Sriwijaya independen. Sehingga mereka lakukan kegiatan secara mandiri. Bahwa pemisahan Garuda dan Sriwijaya lebih positif. Artinya terjadi persaingan harga yang baik," kata Budi di Gedung DPR Jakarta.
Adanya pemisahan ini juga akan memudahkan penyelesaian apabila terjadi masalah di kemudian hari. Pemerintah dinilai dapat memisahkan masalah dengan lebih jelas antara dua maskapai tersebut. "Kita bisa melupakan pemilahan masalah dengan jelas. Katakan kalau Sriwijaya ada masalah, maka Sriwijaya kita periksa. Tidak berkait Garuda," ujarnya.
Setelah keduanya pisah, kata Budi, Kementerian Perhubungan telah melakukan uji kelayakan jajaran direksi Sriwijaya Air, terutama untuk posisi direktur operasional. Budi memastikan jajaran manajemen Sriwijaya Air saat ini profesional.
"Begitu pisah kita tentukan dan kita lakukan 1x 24 jam. Kami juga memastikan bahwa stakeholder yang akan men-support Sriwijaya profesional dan bertanggung jawab. Dalam hal keamanan kami pastikan, satu, maintenance, kedua groundhandling. Maka secara teknis Sriwijaya dapat melaksanakan kegiatan," ujarnya.
Budi menambahkan, Kementerian Perhubungan tengah menagih laporan keuangan terbaru Sriwijaya Air. Hal itu diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut.
"Soal laporan keuangan, penyatuan itu menjelang akhir tahun lalu kami belum mendapat report secara permanen. Kami paling enggak dapat untuk tahu posisi keuangan Sriwijaya sepeti apa," ujarnya. (ase)