Gubernur BI Beri Sinyal Ada Ruang Turunkan Suku Bunga

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sejak awal tahun. Awalnya, pada Januari 2019, BI 7 Day Reverse Repo Rate berada di level enam persen dan kini pada September sudah di posisi 5,25 persen.

Donald Trump Menang Pilpres AS, Gubernur BI Antisipasi Tekanan pada Rupiah

Penurunan suku bunga ini masing-masing terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September 2019m, sebesar 25 basis poin. Lantas, masih adakah ruang untuk menurunkan suku bunga sampai akhir tahun?

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo enggan mengungkap secara gamblang bocoran kebijakan moneter ini ke depan. Namun, pihaknya akan melakukan kebijakan akomodatif untuk menghadapi situasi eksternal.

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2024 di Kisaran 4,7-5,5 Persen

"Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 19 September 2019.

Bauran kebijakan akomodatif yang dimaksud, lanjut Perry, adalah antara lain adalah antara lain penyesuaian suku bunga, Giro Wajib Minimum, Makroprudensial, likuiditas pasar keuangan hingga sistem pembayaran.

Contact Center BI Dapat Apresiasi Global, Intip Sederet Keunggulannya

"Insya Allah bulan depan akan kita umumkan di sini," kata Perry.

Untuk diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 September 2019 telah memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 5,5 persen. Sehingga suku bunga acuan saat ini berada di level 5,25 persen.

Begitu juga dengan suku bunga deposit facility yang diputuskan untuk turun sebesar 25 basis poin menjadi sebesar 4,5 persen, serta suku bunga lending facility sebesar enam persen.

Ilustrasi pembayaran QRIS.

BI Targetkan Volume Transaksi QRIS pada 2025 Capai 5,5 Miliar

Bank Indoensia (BI) menargetkan, volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2025 akan mencapai 5,5 miliar.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024