Disebut Kuasai Lahan Ibu Kota Baru, Ini Sosok Konglomerat Sukanto Tanoto
- wartaekonomi
Indonesia tengah dihebohkan dengan kabar mengenai kepenguasaan lahan (HTI) di kawasan calon Ibu Kota baru Republik Indonesia di Kalimantan Timur. Lahan tersebut kabarnya dikuasai oleh salah satu konglomerat negeri, Sukanto Tanoto.
Informasi tersebut diungkap oleh Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia yang juga mantan Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MS Hidayat.
"Saya baru dikasih tahu resmi bahwa tanah itu sebagian besar tanah HTI miliknya Sukanto Tanoto, HTI yang setiap saat bisa diambil oleh pemerintah," kata MS Hidayat.
Di balik kabar tersebut, banyak orang yang bertanya, siapa sosok Sukanto Tanoto sebenarnya?
Berdasarkan informasi yang dirangkum Redaksi WE Online dari berbagai sumber pada 19 September 2019, Sukanto Tanoto merupakan pendiri Royal Golden Eagle (RGE) perusahaan yang ia dirikan pada tahun 1973 itu bergerak di bidang kayu lapis, pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, hingga pengembangan sumber daya energi. RGE berkantor pusat di Singapura.
Dari laman resmi Tanotofoundation.org, terdapat informasi bahwa RGE saat ini merupakan grup global yang memiliki aset lebih dari US$20 miliar dengan total karyawan sebanyak 60.000 orang. Selain itu, RGE juga memiliki operasi manufaktur di China, Indonesia, dan Brasil.
Sukanto merupakan pria kelahiran Belawan, Medan. Ia sosok pengusaha yang aktif dalam kehidupan sosial. Sukanto mendirikan organisasi filantropi bernama Tanoto Foundation. Bersama sang istri, Tanoto Foundation berjuang untuk bidang pendidikan dan telah berdiri sejak 1981.
Selain itu, Sukanto juga merupakan anggota Dewan Internasional INSEAD, Dewan Pengawas Wharton, Dewan Eksekutif Wharton untuk Asia, dan berbagai badan pendidikan, komunitas dan industri lainnya.
Dia adalah penerima Penghargaan Medali Wharton School, yang mengakui individu atas kontribusinya pada perluasan ekonomi global dan bagi peningkatan kehidupan di seluruh dunia.
Berdasarkan data Forbes 2019, Sukanto Tanoto memiliki harta sebesar US$1,4 miliar atau setara dengan Rp19,7 triliun. Pada 2014 ia juga pernah menjadi orang terkaya di Singapura dengan kekayaan mencapai Rp27,6 triliun.