Impor dari China Turun Sumbang Surplus Dagang RI

Dua pekerja di pelabuhan peti kemas Tanjung Priok tengah melintas dengan sepeda motor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan total nilai impor nonmigas dari 13 negara selama Agustus 2019 turun. Pada periode itu, total nilai impor sebesar US$10.102,3 juta atau turun US$947,2 juta (8,57 persen) dibanding Juli 2019. 

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

Data BPS menyebutkan, kondisi tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor beberapa negara utama seperti China sebesar US$358,7 juta (8,75 persen), Italia US$156,5 juta (48,20 persen), dan Jerman US$116,5 juta (29,90 persen). Impor nonmigas dari China pada periode Agustus tahun ini tercatat turun dari US$4,1 miliar menjadi US$3,74 miliar dibandingkan Juli 2019. 

Sementara itu, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor Januari-Agustus
2019 dari 13 negara utama turun 7,84 persen (US$6.577,9 juta). Penurunan tersebut terutama disumbang oleh Jepang US$1.488,2 juta (12,42 persen), Thailand US$1.010,9 juta (13,88 persen), dan Singapura US$889,6 juta (13,37 persen).

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Untuk nilai impor nonmigas dari negeri Tirai Bambu selama periode Januari-Agustus 2019 pun turun dibandingkan Januari-Agustus 2018. Nilai impor dari China tercatat US$28,47 miliar pada Januari-Agustus 2019, atau melemah 1,08 persen dibanding Januari-Agustus 2018 sebesar US$28,78 miliar.

Dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas Januari-Agustus 2019, sumbangan
tertinggi diberikan oleh kelompok negara ASEAN sebesar 19,54 persen (US$19.069,7 juta), diikuti oleh Uni Eropa 8,47 persen (US$8.265,5 juta).

BPS Sebut Standar Hidup Layak di Indonesia Rp 1,02 Juta per Bulan pada 2024

Sementara itu, 13 negara utama memberikan peranan 79,20 persen (US$77.306,8 juta). China masih menjadi negara asal impor terbesar dengan kontribusi 29,17 persen (US$28.473,1 juta).

Secara umum, nilai neraca perdagangan Indonesia Agustus 2019 mengalami surplus US$85,1 juta yang disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$840,2 juta, walaupun sektor migas defisit US$755,1 juta.

BPS mencatat, neraca ekspor impor tersebut, tercatat lebih baik ketimbang posisi Juli 2019, yang defisit US$63,5 juta.

Kepala BPS, Suhariyanto menguraikan, surplus tersebut terjadi karena nilai ekspor pada bulan itu tercatat mencapai US$14,28 miliar, lebih tinggi dibanding nilai impor yang mencapai US$14,19 miliar.

"Dengan demikian, neraca perdagangan Agustus 2019 bahwa Alhamdulillah surplus US$85,1 juta. Setidaknya, akan beri sinyal positif dan perbaikan neraca perdagangan ke depan," kata dia, saat konferensi pers, di kantornya, Senin 16 September 2019.

Data BPS menyebut impor nonmigas dari Jepang turun 2,85 persen dari US$1,44 miliar menjadi US$1,4 miliar pada periode Agustus dibanding Juli 2019.

Selanjutnya, impor dari Amerika Serikat terkoreksi 6,09 persen menjadi US$726,5 juta pada Agustus 2019 dibanding Juli tahun yang sama di angka US$773,6 juta. Tercatat juga, impor nonmigas dari Korea Selatan selama periode itu turun 7,14 persen, Australia (-2,53 persen), dan Taiwan (-6,37 persen).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya