RI Cari Celah Masuk ke Pasar AS Manfaatkan Perang Dagang

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat koordinasi tentang proyek peningkatan ekspor terpadu dalam pemanfaatan kesempatan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Hadir sejumlah pengusaha dari dalam negeri, petinggi perbankan hingga asosiasi pengusaha dari Amerika Serikat.

Ekspor RI Naik 10,69 Persen Jadi US$24,41 Miliar di Oktober 2024, Ini Pemicunya

Pengusaha Nasional yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengatakan, pertemuan yang dilakukan hari ini membicarakan peluang peningkatan kerja sama perdagangan bilateral RI dengan Amerika Serikat. 

"(Rincian) kerja samanya sekarang baru kita tentukan apa yang mereka perlukan, apa yang kita perlukan. Kita juga harus promosi," kata Sofjan di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat 13 September 2019. 

Neraca Perdagangan RI Surplus 54 Bulan Beruntun, Capai US$2,48 Miliar di Oktober 2024

Dia menuturkan, dalam pertemuan tersebut juga hadir Ketua US Chambers of Commerce atau ketua pengusaha di AS, untuk saling mendengarkan apa yang bisa disuplai oleh Indonesia ke Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia juga melihat peluang apa yang bisa diimpor dari AS seperti komoditas kapas dan lain-lain. 

"Ya, sekarang ini kan yang besar (peluang ekspor Indonesia) ini kan AS, kita menggantikan peranan China sebagian, itu kan besar sekali yang dia perlukan. Nah, ini yang kita mau ganti. Sehingga, macam-macam itu bisa beli ke perusahaan kita," ujar Sofjan yang juga Ketua Tim Ahli Wakil Presiden itu.

Kata Bea Cukai soal Sritex Dapat Izin Lanjutkan Kegiatan Ekspor Impor

Dia mencontohkan, komoditas atau produk Indonesia yang bisa diekspor ke Amerika Serikat antara lain seperti tekstil, garmen, hingga sepatu.

Menurut Sofjan, Indonesia bisa meningkatkan kuantitas ekspor komoditas tersebut hingga dua kali lipat.

"Sekarang ini, kita bisa double kapasitas kita. Karena, banyak sekali yang mereka enggak beli sama China," kata dia.

Sofjan melanjutkan, produk Indonesia yang dijual ke AS saat ini akan lebih kompetitif. Hal itu disebabkan, bea masuk atau tarif perang dagang antara AS-China yang begitu tinggi.

"Ya garmen, tekstil itu bisa double (kapasitas ekspor) kita. Sekarang ini kan, total ekspor kita garmen itu kan US$11-13 miliar. Sedangkan Vietnam, jauh lebih tinggi dari kita," ucapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya