Cara Kementan Tingkatkan Ketersediaan Pangan di Era New Normal
VIVA – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengaku, kementeriannya telah memiliki empat program yang digagas guna meningkatkan ketersediaan pangan di era new normal.
"Keempatnya yakni melalui peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, serta pengembangan pertanian modern," kata Syahrul dalam telekonferensi, Kamis 2 Juli 2020.
Syahrul pun membeberkan masing-masing program tersebut. Untuk peningkatan kapasitas produksi, Mentan akan melakukan percepatan tanam padi MT II 2020, dengan target yakni seluas 5,6 juta hektare.
Kemudian mereka akan mengembangkan lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 164.598 hektare, yang terdiri dari intensifikasi lahan rawa seluas 85.456 hektare dan ekstensifikasi lahan seluas 79.142 hektare.
"Lalu ada juga perluasan areal tanam baru untuk padi, jagung, bawang merah, dan cabai di daerah-daerah defisit, serta peningkatan produksi gula, daging sapi, dan bawang putih untuk mengurangi impor," ujarnya.
Kemudian untuk program kedua, yakni diversifikasi pangan lokal, Syahrul memastikan bahwa Kementan akan melakukan pengembangan diversifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal, yang fokus pada satu komoditas utama.
Kemudian, mereka juga akan mendorong pemanfaatan pangan lokal secara masif, seperti misalnya ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang, dan sorgum. Selain itu, ada juga pemanfaatan lahan pekarangan dan marginal, melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk 3.876 kelompok
Program ketiga, lanjut Syahrul, adalah penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, seperti misalnya melalui penguatan cadangan beras pemerintah provinsi (CBPP), penguatan cadangan beras Pemerintah kabupaten/kota (CBPK), dan dorongan Menteri Pertanian kepada Menteri Dalam Negeri untuk mengakselerasi penguatan cadangan pangan pemerintah daerah.
Selain itu, ada juga pengembangan lumbung pangan masyarakat (LPM) dan LPM berbasis desa (LPMDes), serta penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan.Â
"Terdapat 5.328 lumbung pangan masyarakat (LPM) yang tersebar di 33 provinsi. Nah, LPM itu nantinya akan bekerja sama dengan kostraling di setiap lumbung pangan Kecamatan," ujar Syahrul.
Sementara pada program keempat, yakni pengembangan pertanian modern, adalah melalui pengembangan 'smart farming', serta pengembangan dan pemanfaatan 'screen house' untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam.
"Seperti misalnya cabai, bawang, dan komoditas bernilai ekonomi tinggi lainnya," kata Syahrul.
Kemudian, ada juga program pengembangan food estate untuk peningkatan produksi pangan utama (seperti misalnya beras atau jagung), yang akan difokuskan di wilayah Kalimantan Tengah.
"Dan yang terakhir adalah pengembangan korporasi petani, agar mereka nantinya bisa semakin maju di masa yang akan datang," ujarnya.
Â