Mentan Jamin 11 Bahan Pokok Aman Sampai Desember 2020
VIVA – Meskipun wabah COVID-19 masih menerpa Tanah Air hingga saat ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menjamin bahwa ketersediaan sebelas bahan kebutuhan pokok masyarakat akan tetap aman hingga akhir 2020 mendatang.
Kesebelas bahan pokok yang dimaksud tersebut yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
"Ketersediaan 11 kebutuhan dasar ini insya Allah sampai Desember akan tetap aman dan terkendali," kata Syahrul dalam telekonferensi, Kamis 2 Juli 2020.
Karenanya, Syahrul mengaku bahwa Kementan hingga saat ini juga telah membuat tiga program agenda, yang akan dilakukan guna menjaga ketahanan pangan nasional di masa pandemi COVID-19 ini.
Ketiganya dibagi menjadi Agenda SOS/Emergency, Agenda Temporary (jangka menengah), dan Agenda Permanen (jangka panjang).
"Untuk Agenda SOS/Emergency sendiri, kita akan melakukan misalnya social safety net di bidang pertanian, guna mengakselerasi aspek persawahan atau produksinya," ujar Syahrul.
Selain itu, Kementan juga akan melakukan stabilisasi harga pangan, membangun buffer stock pangan utama di daerah, padat karya pertanian, fasilitas pembiayaan petani melalui KUR dan asuransi pertanian, serta memperluas akses pasar melalui pengembangan toko tani dan usaha kemitraan.
Kemudian untuk Agenda Temporary (angka menengah), Syahrul menjelaskan Kementan akan melakukan program padat karya lanjutan pasca COVID-19, diversifikasi pangan lokal, penguatan ekspor pertanian, dan supporting daerah-daerah defisit pangan.
Kemudian ada juga program antisipasi kekeringan, menjaga semangat kerja pertanian melalui bantuan Saprodi dan Alsintan, family farming (KRPL).
"Serta mendorong kelancaran distribusi pangan dan berbagai macam pemenuhan kebutuhan di masing-masing wilayah," kata Syahrul.
Kemudian, lanjut Syahrul, untuk Agenda Permanen (jangka panjang) adalah melalui program peningkatan produksi 7 persen per tahun, penurunan losses menjadi 5 persen, eksistensifikasi tanaman pangan pada lahan rawa, dan penumbuhan pengusaha petani milenial.
"Serta pengembangan korporasi petani, pengembangan B30 dan kelapa sawit, pertanian 4.0, peningkatan ekspor tiga kali lipat, dan peningkatan nilai tukar petani (NTP)," ujarnya.