Tantangan Bikin Laporan Keuangan Bisnis di Tengah Pandemi Corona

Ilustrasi laporan keuangan
Sumber :
  • HaloMoney

VIVA – Menyusun laporan keuangan perusahaan atau bisnis yang dijalankan di masa pandemi Virus Corona merupakan suatu tantangan baru bagi para akuntan. 

Bursa Asia Perkasa Setelah China Kasih Sinyal Pemberian Stimulus Lebih Banyak

Sebab, ketika bisnis diharuskan untuk selalu mempertimbangkan bagaimana pandemi memengaruhi operasional mereka. Audit yang dibuat diharapkan dapat memberikan arahan bagaimana pelaku bisnis menangani ketidakpastian dari sisi keuangan.

Tiga organisasi profesi akuntan di dunia, yakni Institute of Chartered Acountants in England and Wales (ICAEW), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ASEAN Federation of Accountants (AFA), kompak hal tersebutlah yang menjadi sorotan saat ini.

Bank Mandiri Kembali Raih Juara 1 Perusahaan Go Publik Keuangan Annual Report Award (ARA) 2023

"Kita menghimpun para pakar dari Australia, Malaysia, dan Indonesia, bagaimana peran aktif dari organisasi profesi akuntan dalam memfasilitasi pembelajaran online bagi para akuntan di era teknologi saat ini," kata Head of Indonesia ICAEW, Conny Siahaan dalam acara webinar bertajuk 'The Financial Reporting Implications of COVID-19 dikutip Kamis 25 Juni 2020.

ICAEW Lanjut Conny menyoroti beberapa masalah utama yang perlu diperhatikan oleh akuntan dalam proses audit akun bisnis mereka untuk tahun ini. Pertama, mengenai keberlangsungan bisnis dan pemberian informasi tambahan mengenai tingkat ketidakpastian (material uncertainty) yang dapat memengaruhi kemampuan bisnis untuk tetap beroperasi.

Bursa Asia Kompak Anjlok Dampak Laporan Pengeluaran Rumah Tangga di Jepang

"Akuntan perlu mempertimbangkan semua informasi yang relevan saat ini dan di masa mendatang tentang bisnis terkait. Bisnis perlu mempertimbangkan secara seksama jangka waktu COVID-19 terhadap periode pelaporan (keuangan) mereka," tambahnya.

Menurutnya, bisnis yang memiliki periode pelaporan 31 Maret 2020, akan menjadi yang pertama kali memperlihatkan dampak COVID-19 pada -laporan keuangan mereka.

"Akuntan diharapkan untuk judgment yang lebih besar dalam menilai dampak COVID-19 dalam hal apakah mereka harus melakukan penyesuaian atau tidak," katanya.

Lebih lanjut menurutnya, jika bisnis sampai pada kesimpulan bahwa COVID-19 adalah peristiwa penyesuaian. Akuntan perlu melakukan peninjauan secara menyeluruh atas akun yang menjadi bagian dari ketidakpastian penilaian dan estimasi, terutama akun yang mungkin terdampak secara masif oleh pandemi.

Hal itu antara lain mencakup instrumen keuangan, investasi properti, aset tetap, aset tak berwujud (intangibles), dan aset hak-guna (dalam transaksi sewa atau lease).

"Bisnis juga perlu mengetahui tentang utang dan piutang mereka, serta kontrak dengan pihak ketiga yang mungkin turut terkena dampak dan perlu ditinjau kembali," tegasnya.

Namun, jika bisnis menemukan bahwa COVID-19 sebenarnya bukanlah peristiwa penyesuaian. Dalam keadaan ini, bisnis perlu melanjutkan persiapan akun mereka, berdasarkan seluruh informasi yang tersedia pada akhir periode pelaporan.

"Aset dan liabilitas tidak boleh disesuaikan terhadap dampak potensial mereka, kecuali jika dianggap memengaruhi keberlangsungan bisnis. Segala peristiwa material yang non penyesuaian (non-adjusting events) harus diinformasikan melalui catatan. Bisnis perlu mempertimbangkan dampak COVID-19, khususnya untuk operasional mereka,"ungkapnya.

Pantau berita terkini di VIVA terkait Virus Corona

Ilustrasi pembayaran QRIS.

SeaBank Catat Perputaran Uang Harian Tembus Rp 3 Triliun, Pertumbuhan Nasabah Kian Moncer pada Kuartal-III 2024

 Laporan keuangan SeaBank pada kuartal-III 2024 menunjukkan jumlah perputaran transaksi harian mencapai Rp 3 triliun, baik dana keluar maupun masuk. Ini penyebabnya!

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024