Pemulihan Ekonomi akibat Corona akan Lebih Lama Dibanding Krisis 1998
- Dok: Evalube
VIVA – Dampak ekonomi yang ditimbulkan wabah Corona akan sangat serius dan pemulihan ekonomi juga diprediksi makan waktu yang cukup lama. Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, Fadhil Hasan menilai bahwa wabah virus Corona COVID-19 membuat perekonomian Indonesia mengalami perlambatan yang signifikan.
Pada triwulan pertama 2020 ini perekonomian Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh mencapai 5 persen.
Fadhil bahkan memperkirakan, perlambatan ekonomi pada triwulan kedua 2020 nanti akan terjadi lebih jauh daripada kondisi saat ini.
"Mungkin kita harapkan jika pandemi ini bisa ditanggulangi dengan baik maka ekonomi Indonesia akan mengalami recovery pada akhir triwulan ketiga atau memasuki triwulan keempat 2020," kata Fadhil dalam telekonferensi, Rabu 10 Juni 2020.
Namun dia juga menegaskan bahwa ada sejumlah hal yang yang terlebih dahulu harus dipenuhi pemerintah dalam hal sisi penanganan wabah COVID-19 apalagi pada masa-masa jumlah kasus Corona masih terus meningkat.
"Tapi itu pun (recovery ekonomi di triwulan tiga atau empat 2020) kondisional, dan bergantung pada apakah pemerintah kita bisa menangani pandemi ini dengan baik," ujar Fadhil.
Di satu sisi, ekonom ini memang mengakui bahwa pandemi COVID-19 yang juga menimpa banyak negara di berbagai belahan dunia juga membuat kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain seperti misalnya China, Amerika Serikat dan India.
"Meskipun banyak pihak yang juga sepakat bahwa recovery ekonomi yang akan kita lalui ke depan itu mungkin adalah recovery (pemulihan) yang memerlukan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan recovery yang pernah kita alami akibat krisis di tahun 1997-1998 atau pun krisis di tahun 2008-2009," kata Fadhil.
"Mengapa demikian? Hal ini karena dampak dari COVID-19 ini menerpa dua sisi yakni sisi kesehatan dan ekonomi. Bahkan, termasuk masalah-masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah sosial serta sektor keuangan," ujarnya lagi.
Baca juga:Â China Larang Mahasiswanya Belajar di Australia