Tagihan Listrik Naik, Said Didu: Semoga Bukan untuk Bayar Utang PLN
- VIVA.co.id/Lilis Khalis
VIVA – Masyarakat dihebohkan dengan tagihan listrik yang tiba-tiba saja membengkak, bahkan melebihi 100 persen. Pemerintah melalui Istana Kepresidenan menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik seperti yang dikeluhkan berbagai kalangan belakangan ini.
Menurut Juru Bicara Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia, kenaikan tarif listrik yang dialami itu disebabkan oleh konsumsi yang jauh lebih banyak saat kita lebih sering beraktivitas di rumah.
Sementara, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menilai dengan banyaknya laporan publik kepada PLN tidak rasional jika alasan kenaikan listrik disebabkan tingginya penggunaan.Â
"Dari laporan publik, sepertinya sudah tidak rasional lagi alasan @pln_123 bhw kenaikan tagihan listrik semuanya karena kenaikan penggunaan," tulis Said Didu pada akun twitternya, Rabu, 10 Juni 2020.
Ia pun berharap jika kenaikan yang dirasakan oleh warga bukan untuk membayar utang PLN. "Semoga bukan krn @pln_123 butuh cash besar utk bayar utang shg "menaikkan" penggunaan lewat mark up catatan penggunaan listrikn?" sambungnya.
Komentar pada cuitan Said Didu pun ramai dengan warga yang melaporkan kenaikan tagihan listrik bahkan beberapa menganggap kenaikan sudah mencapai 150 persen.Â
"Saya juga bingung om, ini yg salah tukang catetnye ape kwh meterannye, masa jauh bngt naeknye pemakaian. padahal biasa aja makai listrik palingan nyolder dikit2," tulis @hwy_cus40.
"Bingung om tagihan bulan juni bisa gitu, padahal pemakain sama aja ga beda jauh om," tulis @voel01.
"Kami smnjak awal bekerja dr rmh, bgmn WFH jd alasan? Petugas PLN yg check meteran jg info catatannya normal, lah kok bs naik 150%an?" tulis @Tude17597937.
Baca juga:Â Dokter Reisa Broto Asmoro Jadi Jubir, Fahri Hamzah Sindir Pemerintah