Menperin Akan Genjot Produksi APD 16.000 Unit per Hari
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.
VIVA – Pemerintah mendesak industri sekarang harus melakukan refocusing terhadap pembangunan di bidang alat kesehatan, obat-obatan maupun vitamin. Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, usai mengikuti Rapat Terbatas (ratas) melalui daring, Rabu 15 April 2020.
”Bapak Presiden mempunyai target bahwa kebutuhan-kebutuhan untuk alat kesehatan, obat-obatan dan vitamin ke depan itu bisa sepenuhnya disuplai oleh industri dalam negeri. Karena tentu kita juga percaya terhadap kemampuan dari industri dalam negeri sendiri untuk memproduksi alat kesehatan, obat-obatan, vitamin,” ujar Menperin.
Pemerintah mendorong industri memproduksi obat modern asli Indonesia (OMAI) yang merupakan sejenis suplemen 100 persen bahan bakunya itu melalui proses herbal, dan semua nilai tambahnya akan ada di Indonesia karena negara yang sangat kaya dengan herbal itu sendiri.
Agus Gumiwang meminta industri memproduksi barang berkaitan dengan penanganan-penanganan COVID-19 seperti alat kesehatan, vitamin, obat-obatan, serta makanan dan minuman.
Berkaitan dengan standar alat pelindung diri (APD), Menperin menyampaikan bahwa BNPB ini sudah melakukan kerja sama sangat erat dengan Balai Besar Tekstil, yang ada di bawah Kemenperin dan dari kolaborasi antara BNPB dan Balai Besar Tekstil dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia, untuk memproduksi APD sesuai dengan standar WHO.
”Sudah disesuaikan dengan standar WHO dan ini APD yang dalam waktu dekat akan bisa diproduksi 16.000 unit per hari,” katanya.
Sedangkan, produksi ventilator, Kemenperin telah berkoordinasi dengan empat kelompok pengembang ventilator, yakni kelompok Universitas Indonesia, Yogya (Universitas Gadjah Mada, dari PT. PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, dari PT. Stechoq, PT Swayasa Prakasa), kemudian ITB, yaitu mitra industrinya dibina oleh Kementerian BUMN, serta ITS.
”Mereka berbicara ke depannya karena yang akan mereka produksi itu adalah jenis ventilator yang high grade, di mana dari kelompok-kelompok pengembang yang lainnya sebagian besar memang akan memproduksi yang low cost atau yang kriteria lebih rendah,” ujarnya.
Agus mengutarakan, sebagian besar dari kelompok pengembang industri akan memulai rencana produksinya sekitar bulan April. ”Sekitar bulan April tapi khusus yang kelompok Yogya, karena memang yang mereka akan produksi adalah high grade itu akan lebih lama sekitar bulan Mei dan Juni mereka akan mulai produksi,” kata Menperin.