Investor Tak Pasti soal Karantina Wilayah, IHSG Diprediksi Melemah
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG menghijau di level 4.547 pada pembukaan perdagangan Selasa 31 Maret 2020. Posisi itu menguat 133 poin atau 3,02 persen dibandingkan penutupan perdagangan Senin 30 Maret 2020 di level 4.414.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelaskan, pelemahan IHSG terjadi akibat terhantam spekulasi negatif dari lockdown atau karantina akibat Corona yang sedang dikaji pemerintah, melihat dampaknya yang mengkhawatirkan di India.
"Investor masih akan terus memantau pertumbuhan kasus pandemik, sebagai tolak ukur kekondusifan krisis kesehatan," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 31 Maret 2020.
Selain itu, Lanjar juga menjelaskan bahwa para investor masih akan menanti pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di awal pekan waktu AS, dan data Indeks Kinerja manufaktur di China.
Dari dalam negeri, Lanjar menyebut bahwa investor masih akan menanti hasil keputusan pemerintah, perihal kejelasan pembatasan wilayah guna mencegah menyebaran pandemi Corona COVID-19.
"Indikasi pelemahan lanjutan masih lebih besar dari pada penguatan. Sehingga, kami perkirakan IHSG masih akan bergerak penuh dengan tekanan," ujarnya.
Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki range pada 4.304,70 hingga 4.211,95. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 4.529,48 hingga 4.697,67.
Berdasarkan indikator, MACD mulai membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area neutral.
"Namun terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke area support," ujar dia lagi.
Baca juga: Italia Hotspot Maut Corona Dunia Mulai Tunjukkan Secercah Harapan