Rupiah Tambah Loyo, Rp14.411 per Dolar AS
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus mengalami pelemahan hingga perdagangan pada hari ini, Selasa, 10 Maret 2020. Di pasar spot, rupiah diperdagangkan di posisi Rp14.405 per dolar AS, melemah 0,08 persen dari penutupan perdagangan kemarin, Senin, 9 Maret 2020 di posisi Rp14.393 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan untuk rata-rata di level Rp14.411 per dolar AS, melemah cukup dalam hingga 0,48 persen jika dibandingkan rata-rata perdagangan pada hari sebelumnya yang berada di kisaran Rp14.342 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim menyatakan, pergerakan rupiah tidak terlepas dari semakin kuatnya tekanan ekonomi global mulai awal pekan ini. Terutama munculnya perang harga minyak antarnegara eksporter utama komoditas tersebut (OPEC) setelah mewabahnya virus Corona (Covid-19).
"Pemerintah dan Bank Indonesia mengakui bahwa kondisi ekonomi global mengalami ketidak pastian akibat perang dagang yang belum usai, virus Corona dan ditambah lagi dengan perang tarif antara negara OPEC dan Non OPEC sehingga muncul ketidakstabilan pada ketahanan ekonomi dalam negeri dan berdampak negatif terhadap mata uang garuda," kata dia melalui keterangan tertulis.
Harga minyak dunia terus menerus berangsur anjlok pada perdagangan, Senin 9 Maret 2020. Sebelumnya dilaporkan sudah anjlok lebih dari 30 persen setelah gagalnya OPEC dengan sekutunya mencapai kesepakatan soal pengurangan produksi.Â
Dilansir CNBC, harga minyak saat ini sudah mencapai level di bawah US$30 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS telah turun 33,16 persen menjadi US$27,59 per barel. Sedangkan, minyak mentah Brent yang jadi patokan internasional juga anjlok 30,33 persen menjadi US$31,54 per barel.
"Jatuhnya harga minyak mentah apalagi dibarengi perang tarif mengakibatkan harga minyak terpuruk lebih dalam dan hampir mengalami kerugian 30 persen di level US$27,23. Dan sebelumnya Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, berjanji untuk memangkas harga sambil menaikkan tingkat produksinya secara signifikan," tuturnya.
Â