Sungai Mekong dan Ambisi China: Dikeruk Agar Kapal Perang Bisa Lewat
- dw
Baca juga: Perawat Lansia dari Mekong?
Desa Sop Ruak, Kilometer 1:
Sekelompok pelancong lokal memenuhi gerbang "Selamat Datang di Segitiga Emas" untuk berswafoto. Mereka dipandu oleh Zhang Jingjin. "Segitiga Emas" adalah persimpangan tiga negara, antara Thailand, Myanmar dan Laos. Dulu kawasan ini dikenal lewat sindikat obat terlarang yang menyemut, kini investasi Cina memoles desa yang dulu tertinggal itu.
"Jika lebih banyak kapal yang bisa masuk, maka akan lebih banyak pengunjung, lebih banyak transaksi perdagangan dan bisnis" katanya. "Bisnis baik untuk semua orang."
Menurut rencana pemerintah Cina, beting yang memenuhi bibir sungai akan dikeruk dan dibersihkan. Timbunan lumpur dan batu tersebut menghalangi kapal besar memasuki Mekong. Baru setelahnya kapal besar dengan kapasitas muatan lebih dari 500 ton bisa melayari jalur air sepanjang 600km dari Yunnan ke Luang Prabang di Laos.
Nantinya kedua bantaran sungai akan mendapat status Zona Ekonomi Khusus dan dilengkapi dengan pelabuhan, rel kereta dan jalan penghubung. Laos dan Kamboja yang tergolong miskin tidak punya banyak pilihan selain menerima tawaran investasi Cina. Kedua negara juga merupakan sekutu terdekat Beijing di ASEAN.
Saat ini ambisi Cina di Mekong terhambat protes aktivis lingkungan di utara Thailand. Namun mereka juga mengakui, sepak terjang Beijing jarang bisa digagalkan oleh sikap antipati penduduk lokal. "Mereka ingin mengubah Mekong menjadi jalan bebas hambatan untuk kapal kargo," kata Piaporn Deetes dari International Rivers.