Bisnis Gendut Para Jenderal Iran
- dw
Keempat yayasan beroperasi di zona abu-abu antara bisnis pribadi, bisnis negara, bisnis militer dan bisnis keagamaan.
"Dari bentuk organisasi, kebanyakan bank di Iran adalah perseroan", kata Michael Tockuss, Direktur Kamar Dagang Jerman-Iran yang berkedudukan di Hamburg.
"Tapi sahamnya sering dimiliki oleh perusahaan negara". Itu sebabnya, banyak jajaran pimpinannya berasal dari militer atau kalangan pemerintahan. Di banyak perusahaan swasta, hal itu memang lumrah. Banyak perusahaan yang dipimpin "sampai tiga pensiunan jenderal", katanya.
Korupsi dan nepotisme
Kaitan erat antara dunia perekonomian, politik dan militer menyuburkan praktek korupsi dan nepotisme. Bahkan Presiden Hassan Rouhani sering mengkritik praktek ini dan menuntut reformasi. November lalu, Rouhani menuntut lembaga peradilan untuk lebih serius mengusut kasus-kasus korupsi besar. "Mana ikan kakapnya? Kenapa mereka tidak dikejar", kata Rouhani.
Pengaruh politisi kalangan reformis memang kecil dibanding para jenderal dan Mullah. Yayasan-yayasan militer sering memenangkan proyek-proyek pemerintahan, yang cukup sering dibagikan tanpa proyek penawaran terbuka.
Terutama sejak AS menjatuhkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran, perekonomian gelap makin meluas. Banyak barang, terutama minyak, dijual secara gelap lewat negara-negara tetangga. Itu sebabnya, kata Michael Tockuss, sampai sekarang tidak ada yang tahu pasti, berapa banyak minyak dari Iran yang diekspor. "Masa-masa sanksi ekonomi bukan masa baik untuk tranparansi dan kemajuan ekonomi", lanjutnya.