Bikin Usaha Kopi Kekinian Enggak Perlu Mahal, Begini Caranya
- Dok. Istimewa
VIVA – Seiring perkembangan zaman, kopi saat ini menjadi komoditi bernilai jual tinggi. Makin populernya tren kopi kekinian di Jakarta, membuat banyak kedai kopi berlomba-lomba menjajakan kopi murah namun unik. Tidak hanya dari segi rasa, tapi juga memberikan nama-nama yang unik.
Banyak elemen yang dirombak untuk menyajikan kopi sebagai sebuah minuman yang tidak biasa. Mulai dari packaging, adonan kopi dengan varian seperti krim ataupun susu agar menghasilkan cita rasa berbeda dan lebih bernilai tinggi, hingga cara penyuguhan.
Dan, yang tidak kalah penting, harganya yang enggak mahal-mahal banget. Berdasarkan data, konsumsi kopi di Indonesia kian meningkat. Sejak 2003 sampai 2017, peminum kopi aktif jumlahnya melonjak hingga 144 persen.
Hal ini tentu selaras dengan usaha kopi kekinian memang tengah naik daun. Mau bikin usaha kopi kekinian? Tidak perlu modal besar hingga puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Menurut Marketing Manager Asetehe, Dyah, cukup rogoh kocek Rp3 jutaan saja sudah bisa jualan kopi kekinian.
"Modal dimulai dari Rp3,9 juta sudah bisa jualan kopi. Ini termasuk booth ala kontainer hingga waralaba es kopi susu kekinian," ungkapnya di Jakarta, Senin, 23 Desember 2019. Selain itu, lanjut Dyah, hanya dengan Rp7,5 juta sudah bisa mendapatkan paket dengan booth kontainer, dari harga normalnya sebesar Rp9,5 juta.
"Tidak hanya paket usaha yang lengkap, Asetehe juga memberikan tips-tips mencari lokasi usaha yang baik, mencari karyawan, serta memberikan file-file desain untuk promosi mitra usaha," jelas dia.
Hasil riset Toffin bertajuk 2020 Brewing: Insights for Succesful Coffee Shop Business, menyebutkan 40 persen anak muda atau generasi milenial Indonesia membeli kopi dari gerai berkonsep RTD (kopi siap saji), atau kopi kekinian, dengan rata-rata belanja alokasi sebanyak Rp200 ribu per bulan dalam satu tahun terakhir.
Penelitian dilakukan di kota-kota besar seperti Jabodetabek, serta berbagai kota besar lain di Tanah Air seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya itu juga menunjukkan data jumlah kedai kopi kekinian di Indonesia selama 2016-2019, atau tiga tahun terakhir, terus meningkat.
Hingga Agustus 2019, jumlahnya telah mencapai lebih dari 2.950 gerai. Angka tersebut meningkat hampir tiga kali lipat, atau bertambah sekitar 1.950 gerai, dari 2016 yang hanya sekitar 1.000 gerai.
Faktor mengapa bisnis kopi kekinian menjamur antara lain karena peran media sosial sebagai strategi marketing dan promosi, serta kehadiran platform ride-hailing seperti GoFood dan GrabFood.
Kemudian, rendahnya entry barriers atau hambatan memasuki bisnis kopi lantaran ketersediaan bahan baku, peralatan mesin kopi, hingga sumber daya bisnis kopi dan margin bisnis kedai kopi cukup tinggi. Dengan demikian proses penjualan kopi semakin mudah.
Karena itulah, menurut riset Toffin, nilai pasar bisnis kopi tahun ini kami prediksi mencapai Rp4,8 triliun. Angka ini dihitung berdasarkan asumsi omzet masing-masing gerai mencapai 200 cup sehari dan harga kopi Rp22.500.