Harta Eks Bos Garuda Ari Askhara Rp37 Miliar, Setahun Naik Rp8 Miliar
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencopot I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara. Namun pencopotannya secara resmi menunggu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) lantaran Garuda merupakan perusahaan terbuka (Tbk).
Ari dicopot dari pucuk pimpinan maskapai penerbangan pelat merah lantaran diduga menyelundupkan komponen motor Harley Davidson dan dua sepeda Brampton dalam armada baru Garuda, Airbus 330-900 dari Prancis. Sementara itu, Ari sendiri baru menjabat sebagai bos Garuda pada September 2018 lalu.
Meski demikian, Ari tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp37,56 miliar pada tahun 2018. Jumlah harta ini tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Ari kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 31 Desember 2018.
Kekayaan bos perusahaan penerbangan milik negara itu naik Rp8,2 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp29,3 miliar. Dalam data terakhir di laman elhkpn.kpk.go.id, kekayaan Ari terdiri dari harta bergerak dan tak bergerak.
Harta tak bergerak yang dimilikinya, berupa tanah dan bangunan senilai Rp23,2 miliar di sejumlah wilayah, seperti di Jakarta Timur, Bogor dan Bekasi. Selain itu, juga ada di tiga wilayah di Bali, yakni di Buleleng, Denpasar, dan Gianyar.
Sedangkan harta bergerak yang dimilikinya, meliputi beberapa kendaraan dengan total nilai mencapai Rp1,37 miliar. Harta bergeraknya, terdiri dari mobil Mitsubishi Pajero Sport tahun 2012, sedan Mazda 6 tahun 2017, dan minibus Lexus produksi 2016.
Ari juga miliki harta bergerak lainnya senilai Rp95 Juta.? Selain itu, harta kas dan setara kas miliknya senilai Rp10,4 miliar dan harta dalam bentuk lain Rp2,38 miliar. Ari tercatat tak memiliki utang.
?
Sementara itu, harta yang dilaporkan pada 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp29,3 miliar. Dua tahun lalu, dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Jika dibandingkan dengan laporan harta kekayaan 2018, ada kenaikan signifikan pada nilai harta tidak bergerak, yakni tanah dan bangunan miliknya dalam laporan harta kekayaan 2017.
Sebenarnya pada 2017, tanah dan bangunan yang dilaporkan sama dengan jumlahnya dengan tahun 2018. Namun, nominal kekayaan pada harta jenis ini tercatat naik Rp4,8 miliar menjadi Rp23,2 miliar pada tahun lalu dibanding tahun sebelumnya senilai Rp18,4 miliar.?
Kendaraan milik Ari pada 2017 juga sama dengan laporan yang disampaikan pada tahun 2018. Totalnya harta bergerak yang dilaporkan pada 2017 sedikit lebih tinggi, yakni sebesar Rp1,6 miliar. Sedangkan harta bergerak lainnya pada 2017 senilai Rp112 juta, kas dan setara kas Rp7,1 miliar, dan harta lainnya Rp2,1 miliar. Dia juga tak punya utang saat itu.
Ketika menjabat sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya (Persero) pada tahun 2016, dia melaporkan harta kekayaan sebesar Rp24,4 miliar. Sebelum berkarier di BUMN, Ari sudah menjajal karier di sejumlah perusahaan multinasional. Misalnya, Deutsche Bank, Barlays Investment Bank, PetroSand Indonesia, dan ANZ Bank.
Ari mengawali karier pertamanya setelah lulus dari Sarjana (SI) di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai bankir di Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim), yang namanya kini telah berganti menjadi Bank Mandiri. Di bank BUMN ini, Ari mengabdi selama 11 tahun hingga posisi vice president.