Kuartal III 2019, Anak Usaha Maybank Indonesia Bukukan Kinerja Positif

Ilustrasi pembiayaan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Persaingan industri pembiayaan atau multifinance di Indonesia semakin ketat. Karena itu, mereka harus berpikir lebih keras untuk menentukan strategi bisnisnya.

Pasang Target Penjualan Naik 20 Persen 2024, INTA Gandeng Multifinance hingga Perbankan

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kinerja multifinance bahwa penyaluran pembiayaan hingga Juni 2019 mencapai Rp463,38 triliun, atau tumbuh 4,47 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp443,54 triliun.

Dari total angka tersebut, sebanyak 22 persen disalurkan untuk kendaraan roda dua, dan 41,6 persen untuk roda empat. Sisanya, disalurkan untuk barang konsumsi lain, barang produktif, barang infrastruktur, jasa serta piutang usaha.

OJK 'Pede' Target Piutang Pembiayaan Multifinance Tembus 15 Persen 2023, Ini Pengereknya

Adapun total aset multifinance mengalami pertumbuhan sebesar 2,77 persen atau Rp513,2 triliun pada Juni 2019 dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp499,3 triliun.

Dalam menjalankan roda bisnis, multifinance sangat bergantung dari sumber pendanaan. Baik dari bank, investor dalam negeri maupun luar negeri.

Belasan Perusahaan Multifinance Belum Penuhi Modal Minimum, OJK Ancam Cabut Izin Usaha

Kesehatan laporan keuangan multifinance menjadi syarat mutlak jika ingin meraih sumber pendanaan dari eksternal. Hal ini disadari Direktur Utama WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar.

Lantaran menyadari beratnya tantangan industri pembiayaan, maka fokus dan strategi anak usaha Maybank Indonesia saat ini adalah menjaga stabilitas kinerja keuangan serta meningkatkan pertumbuhan bisnis melalui fundamental yang kuat dan inovasi digital.

"Kami telah melakukan pengembangan teknologi informasi lewat implementasi IT core system baru secara nasional di kuartal ketiga tahun ini. Selain itu juga sudah menerapkan mobile survey serta mobile collection. Semuanya ini untuk mendukung pertumbuhan bisnis," kata Djaja di Jakarta, Rabu, 6 November 2019.

Tak hanya itu saja. Untuk mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), WOM Finance telah meresmikan learning center sebagai wadah guna meningkatkan potensi dan kemampuan karyawan.

"Dengan inovasi kami tetap optimis dan konsisten menjalankan fokus dan strategi untuk pertumbuhan bisnis yang sehat dan stabil," jelasnya.

Lebih lanjut Djaja menerangkan, terkait pendanaan, WOM Finance telah mendapatkan fasilitas modal kerja baru dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp500 miliar dan Bank DBS Indonesia sebesar Rp150 miliar, keduanya pada Maret 2019.

Selain itu, Bank KEB Hana sebesar Rp250 miliar pada Mei, serta Bank Mandiri dan Bank Panin masing-masing sebesar Rp500 miliar dan Rp800 miliar, yang mana keduanya pada September 2019.

"Kami juga sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II sebesar Rp1,68 triliun di bulan Mei kemarin," ungkap Djaja.

Soal kinerja, Direktur Keuangan WOM Finance Zacharia Susantadiredja menuturkan jika perusahaannya mencatat laba bersih sebesar Rp156 miliar di kuartal III 2019 atau tumbuh sebanyak dua persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi pembiayaan, Zacharia mengaku telah membukukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp4,3 triliun atau setara penyaluran pembiayaan kepada 268 ribu unit.

"Kami juga berhasil menekan kredit macet atau nonperforming finance (NPF) gross menjadi 2,4 persen dari periode sebelumnya 2,8 persen," tutur dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae

OJK Ungkap Sritex Punya Utang Rp 14,64 Triliun ke 27 Bank dan 3 Multifinance

Jumlah utang PT Sri Rejeki Isman atau Sritex kepada para pemberi pinjaman sebesar Rp 14,64 triliun per September 2024.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024