Blockchain jadi Pintu Masuk China Kuasai Ekonomi AS
- Sputnik International
VIVA – Produsen mesin tambang uang digital Bitcoin asal China, Canaan Creative, berencana untuk melepas saham perusahaan lewat mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Nasdaq, Amerika Serikat (AS).
Nampaknya, perang dagang AS dan China tidak berpengaruh ke rencana Canaan Creative untuk segera melantai di pasar saham New York. Perusahaan yang berbasis di Hangzhou ini langsung menargetkan untuk menghimpun dana segar senilai US$400 juta (Rp5,6 triliun).
"Kami akan menggunakan uang hasil IPO untuk penelitian kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan Blockchain, serta melunasi utang," kata Canaan Creative dalam prospektusnya, dikutip dari Coindesk, Rabu, 30 Oktober 2019.
Sebelumnya, Canaan Creative sudah berupaya melantai di Bursa Efek China dan Hong Kong. Namun, upaya mereka harus pupus di tengah jalan karena regulator meragukan modal dan prospek bisnis perusahaan.
Pengajuannya ke Nasdaq dilakukan setelah Presiden China, Xi Jinping, mengutarakan niatnya untuk mendorong pengembangan teknologi Blockchain. Kabar tersebut membuat saham perusahaan Blockchain dan mata uang digital, termasuk harga Bitcoin, melonjak.
Sebagai informasi, nilai tukar Bitcoin terhadap rupiah pada Rabu hari ini pukul 15.12 WIB sebesar Rp129,2 juta. Meski begitu, nasib pertambangan Bitcoin di China juga masih belum jelas. Sebab, pemerintah Beijing menutup pertukaran mata uang kripto seperti Bitcoin sejak pada 2017.
Mata uang digital ini dianggap bisa merusak stabilitas sistem keuangan jika terjadi sesuatu. Mata uang ini juga tak dijamin dan terdaftar di Bank Sentral China.
Bahkan, pemerintah memberi isyarat untuk menghapus penambangan Bitcoin di seantero China pada April 2019. Canaan Creative mendesain dan menjual sirkuit terpadu yang kualitasnya mirip dengan mesin tambang Bitcoin, Avalon.
Sebelumnya, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) meminta bank-bank komersial meningkatkan penerapan teknologi Blockchain untuk memaksimalkan keuangan digital.
Menurut Kepala Departemen Teknologi Bank Sentral China, Li Wei, Blockchain adalah teknologi buku besar terdistribusi yang mencatatkan transaksi antar dua pihak secara transparan dan efisien.
Blockchain jadi teknologi yang digunakan uang digital atau cyrptocurrency seperti Bitcoin, Ripple dan lain-lain.
Adapun Bank Sentral China berencana menerbitkan uang digital sendiri. Wei mengonfirmasi tinggal selangkah lagi menerbitkan uang digital yang akan dioperasikan oleh WeChat, China Union Pay, Ant Financial.
"Uang digital ini tidak akan meniru cryptocurrency yang ada di pasar. Strukturnya akan lebih kompleks," tuturnya.