Mampukah Gojek Geser Dominasi Grab di Vietnam?
- wartaekonomi
Aplikasi transportasi online Gojek fokus menguatkan pasar lokal sebelum mengaspal ke negeri tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Namun, khusus Vietnam, entitas bisnis Gojek bernama Go-viet ini dihadapkan dengan banyak kerikil, khususnya di puncak manajemen perusahaan.
Belum lagi, terbatasnya layanan (hanya roda dua, pengiriman, dan pengantaran makanan). Untuk memiliki bisnis berkelanjutan di pasar Vietnam, Gojek harus bisa mengatasi kerikil-kerikil di Vietnam.
Sebab, pasar berbagi tumpangan di Vietnam jadi kunci bagi para pemain di wilayah itu.
“Sektor berbagi tumpangan Vietnam diperkirakan bernilai US$4 miliar pada 2025, atau tumbuh rata-rata 38 persen,” tulis Google-Temasek dalam laporannya, menunjukkan potensi pasar yang besar di negara tersebut.
Tapi, yang jadi masalah adalah Gojek hadir di sana ketika posisi Grab sudah kuat, dengan layanannya telah menjangkau 43 provinsi dan kota. Bahkan, menurut lembaga riset ABI, Grab sudah menguasai 72,9 persen dari segi jumlah perjalanan.
Melansir Kr-Asia, masalah selanjutnya ada pada perilaku konsumen. “(Konsumen Vietnam) terbiasa dengan diskon, membuat para aplikator harus membakar uang untuk berkompetisi," demikian keterangan ABI.
Perjalanan Go-viet