Logo ABC

Cerita Warga RI Pilih Jadi Sopir Bus di Australia

Charles mengatakan bahwa bekerja apapun di Australia bisa bertahan asalkan kerja penuh waktu.
Charles mengatakan bahwa bekerja apapun di Australia bisa bertahan asalkan kerja penuh waktu.
Sumber :
  • abc

Rita yang kini memegang izin tinggal Warga Tetap Australia pernah menerima reaksi yang dilihatnya bersifat "meremehkan" di samping dari reaksi positif beberapa anggota keluarga.

"Pandangan keluarga sebagian kaget, sebagian kagum dan ada juga yang meremehkan pekerjaan kami sebagai pekerjaan yang memalukan leluhur."

Seperti keluarga Rita, kebanyakan teman-teman Charles di Indonesia juga terkejut mengetahui pekerjaannya di Australia. Keluarganya namun tidak memberi tanggapan demikian.

"Teman-teman melihat [pekerjaan saya] pasti terkejut. Mereka berkata, "Hanya jadi sopir bus di Australia?" tapi kan mereka tidak tahu uang [yang dihasilkan] seperti apa," kata Charles.

"Kalau keluarga sih tidak masalah. Istri pun tidak masalah yang penting saya senang."

Laki-laki yang pindah ke Australia demi kualitas pendidikan anak-anaknya itu mengatakan meski bekerja sebagai sopir bus, ia tetap dapat memiliki kualitas hidup yang baik di negara tersebut.

"Kalau orang di Indonesia melihatnya begitu. Sedangkan di Australia kita kerja sebagai pekerja penuh waktu bisa membayar biaya hidup di sini. Normal, maksudnya."

"Contoh, saya sebagai sopir bus memiliki total waktu libur dalam satu tahun sebanyak sembilan minggu lamanya yang adalah lebih dari cukup. Gaya hidupnya juga tidak kalah. Walau kerja sebagai sopir tetap bisa liburan dan jalan-jalan."

"Sedangkan di Indonesia [bila menjadi sopir bus] makan saja belum tentu cukup." tambahnya.